Tuesday, 24 January 2017

Koalisi Organisasi Buruh Migran Hongkong Menuntut Fahri Hamzah Atas Cuitan yang Menghina TKI

 Koalisi Organisasi Buruh Migran Hongkong Menuntut Fahri Hamzah Atas Cuitan yang Menghina TKI



Koalisi 55 Organisasi Buruh Migran Indonesia di Hongkong yang tergabung dalam Lingkaran Aku Cinta Indonesia (LACI) mengecam kicauan Wakil Ketua DPR RI Fahri Hamzah di akun Twitter pribadinya.

Ketua I LACI Nur Halimah menganggap kicauan Fahri telah melecehkan martabat para pekerja Indonesia di luar negeri. LACI, kata Nur, menuntut Fahri meminta maaf.

Dalam kicauannya pada Selasa (24/1/2017) pagi, Fahri lewat akun @Fahrihamzah berkicau, "anak bangsa mengemis jadi babu di negeri orang dan pekerja asing merajalela...". Kicauan itu kini telah dihapus.

"Tahukah Bapak bahwa pernyataan Bapak telah merendahkan martabat dan harga diri kami, para 'pahlawan devisa' yang menyumbangkan remitansi sebesar 7,4 miliar dollar AS atau Rp 97,5 triliun untuk memutar roda perekonomian Indonesia," ujar Nur dalam siaran pers yang diterima Kompas.com, Selasa malam.

Nur mengatakan, bukan hanya kicauan Fahri yang membuat mereka berang dan merasa tak dihargai.

Sebelumnya, kata Nur, dalam sejumlah pemberitaan media, Fahri menyebut bahwa 1.000 TKI di Hongkong hamil dan menyerahkan anaknya ke LSM.

Nur mengatakan, Fahri juga menuding 30 persen TKI di Hongkong mengidap HIV/AIDS. Ditambah melihat kicauan Fahri di Twitter yang menyebut "babu", Nur mengatakan, dia dan koleganya di Hongkong tak lagi bisa tinggal diam.

"Tahukah Bapak bahwa kami ini pekerja, bukan babu. Kami mempunyai harkat dan martabat," kata Nur.

"Kami melakukan pekerjaan yang halal dengan setiap tetesan keringat kami, bukan hasil korupsi, apalagi hasil mengemis," lanjut dia.

Nur mengatakan, para migran di luar negeri tengah berjuang memberi kehidupan yang layak bagi keluarganya di Indonesia. Semestinya, kata dia, pejabat negara seperti Fahri mendukung hal tersebut.

Atas keberatan mereka dengan pernyataan Fahri, LACI menuntut Fahri untuk meminta maaf secara resmi atas semua pernyataannya yang menyinggung buruh migran Indonesia.

"Mendorong MKD DPR RI untuk mengevaluasi kinerja Fahri Hamzah dan mempertimbangkan pencopotan yang bersangkutan dari anggota DPR RI," kata Nur.

Sebelas Keunikan yang Hanya Ada di Negara Indonesia Tercinta

Sebelas Keunikan yang Hanya Ada di Negara Indonesia Tercinta

  1. Indonesia adalah negara kepulauan paling besar didunia dengan jumlah keseluruhan pulau meraih 113. 466 pulau. Terbagi dalam 5 kepulauan besar serta 30 grup kepulauan kecil. Termasuk juga 9. 634 pulau yang belum dinamakan serta 6. 000 pulau yg tidak berpenghuni. Di dalamnya ada 3 dari 6 pulau paling besar di dunia, yakni : Kalimantan juga sebagai pulau paling besar ketiga didunia dengan luas 539. 460 km², Sumatera luasnya 473. 606 km² serta Papua yang luasnya 421. 981 km².
  2. Pulau Jawa yaitu pulau terpadat didunia yakni seputar 60% masyarakat Indonesia atau seputar 130 juta jiwa tinggal di pulau yang luasnya cuma 7% dari semua lokasi RI.
  3. Indonesia yaitu negara maritim paling besar didunia dengan perairan seluas 93. 000 km² serta panjang pantai seputar 81. 000 km² atau nyaris 25% dari panjang pantai didunia.
  4. Indonesia mempunyai suku bangsa yang paling banyak didunia. Yakni ada kian lebih 740 suku bangsa atau etnis, bahkan juga di Papua saja ada 270 suku. Dengan jumlah suku sejumlah itu jadikan Indonesia mempunyai bhs daerah paling banyak, yakni 583 bhs serta dialek dari 67 bhs induk yang dipakai beragam suku bangsa di Indonesia. Walau banyak mempunyai bhs daerah tetapi bhs nasionalnya yakni Bhs Indonesia dapat menyatukannya tanpa ada menyingkirkan papar bhs daerahnya.
  5. Indonesia yaitu negara muslim paling besar didunia. Jumlah pemeluk agama Islam di Indonesia seputar 216 juta jiwa atau 88% dari masyarakat Indonesia. Juga ini jadikan Indoensia mempunyai jumlah masjid paling banyak dan negara penyumbang jamaah haji paling besar didunia.
  6. Candi Borobudur di Jawa Tengah mempunyai Monumen Budha paling besar didunia yang tingginya meraih 42 mtr. terbagi dalam 10 tingkat. Mempunyai panjang relief yang indah meraih kian lebih 1 km.
  7. Indonesia yaitu tempat diketemukannya manusia purba tertua didunia, yakni Pithecanthropus erectus yang diprediksikan datang dari saat 1, 8 juta th. waktu lalu.
  8. Indonesia tempati peringkat 1 penghasil cengkeh serta pala. Nomer 2 didunia penghasil karet alam serta minyak sawit mentah. Pengekspor paling besar kayu lapis paling besar, yakni seputar 80% di pasar dunia. Penghasil gas alam cair (LNG) paling besar didunia atau seputar 20% dari suplai semua dunia. Produsen timah paling besar ke-2 didunia.
  9. Indonesia mempunyai terumbu karang paling kaya didunia meraih 18% dari keseluruhan didunia. Mempunyai hutan bakau paling besar didunia untuk untuk menghindar pengikisan air laut. Asal dari kekayaan bunga anggrek paling besar di dunia yang meraih 6. 000 type anggrek dan bunga Rafflesia Arnoldi juga sebagai bunga paling besar didunia dengan diameternya meraih 1 mtr..
  10. Indonesia yaitu habitat untuk binatang purba yang masih tetap hidup yakni Komodo, kadal paling besar didunia dengan panjangnya meraih 3 mtr. serta beratnya 90 kg. Komodi cuma ada di Pulau Komodo serta sekitarnya di NTT. Di lautan Indonesia mempunyai Indonesia species ikan hiu paling banyak didunia yakni 150 species. Indonesia mempunyai primata paling kecil didunia yakni Tarsier Gunung (Tarsius pumilus) di Sulawesi yang panjangnya cuma 10 cm.
  11. Di Sulawesi juga diketemukannya ular Python reticulates terpanjang didunia, panjangnya 10 mtr.. Ikan paling kecil didunia diketemukan di rawa berlumpur Sumatera. Panjangnya cuma 7, 9 mm serta optimal besarnya lebih kurang sebesar nyamuk.

Monday, 23 January 2017

Legenda Kota Blitar Kisah Kelicikan dan Perebutan Kadipaten Aryablitar

Legenda Kota Blitar Kisah Kelicikan dan Perebutan Kadipaten Aryablitar 



Pada zaman dahulu, di wilayah Kabupaten Blitar ada sebuah kadipaten (Kabupaten) bernama Kadipaten Aryablitar. Adipati-nya (bupatinya) bernama Adipati Nila Suwarna. Adipati ini mempunyai seorang wakil bernama Ki Ageng Sengguruh.

Ki Ageng Sengguruh pada mulanya sangat patuh dan setia pada Adipati Nila Suwarna. Isteri Ki Ageng Sengguruh yang bernama Nyai Ageng Sengguruh tidak suka pada kepatuhan dan kesetiaan suaminya. Apalagi Nyai Ageng Sengguruh sudah lama ingin menjadi permaisuri seorang adipati. Nyai Ageng Sengguruh merayu Ki Ageng Sengguruh agar mau merebut kekuasaan Adipati Nila Suwarna.

Ki Ageng Sengguruh termakan rayuan Nyai Ageng Sengguruh. Dia menjadi manusia bermuka dua. Di depan Adipati Nila Suwarna, Ki Ageng Sengguruh selalu menampakkan kepatuhan dan kesetiaannya. Di belakang, Ki Ageng Sengguruh selalu menjelek-jelekkan Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh juga berhasil merayu beberapa punggawa kadipaten untuk diajak mencari kesempatan merebut kekuasaan.

Kesempatan yang ditunggu-tunggu Ki Ageng Sengguruh untuk merebut kekuasaan pun datang. Saat itu, permaisuri Adipati Nila Suwarna yang bernama Dewi Rayungwulan sedang hamil. Dewi Rayungwulan pun mengidam. Ia ingin sekali makan ikan bader abang asisik kencana (bader merah bersisik emas). Dewi Rayungwulan menyampaikan keinginannya pada Adipati Nila Suwarna.

“Aku sangat senang Dinda hamil. Sudah lama kurindukan untuk mempunyai anak. Kini keinginku akan segera terwujud. Namun, permintaan Dinda ingin makan ikan bader merah bersisik emas sangat aneh. Tapi biarlah! Aku akan minta bantuan Paman Patih Ki Ageng Sengguruh untuk mencarinya,” kata Adipati Nila Suwarna pada Dewi Rayungwulan.

Adipati Nila Suwarna segera memanggil Ki Ageng Sengguruh. Adipati Nila Suwarna menceritakan tentang permintaan permaisurinya pada Ki Ageng Sengguruh.


“Tolonglah, Paman! Carikan ikan bader merah bersisik emas itu untuk permaisuriku! Apa pun syarat dan berapa pun biayanya akan aku penuhi!” pinta Adipati Nila Suwarna.
“Baiklah, Gusti Adipati! Hamba akan berusaha mencari ikan bader merah bersisik emas itu. Izinkan hamba sekarang juga berangkat mencarinya!”

Mula-mula Ki Ageng Sengguruh memang mencari ikan bader merah bersisik emas. Dia bertanya pada para pencari ikan. Mungkin ada di antara mereka yang pernah melihat ikan bader merah bersisik emas. Namun, para pencari ikan tak seorang pun yang tahu. Ki Ageng Sengguruh pun pulang dengan gontai.

Saat pulang, Ki Ageng Sengguruh melewati sebuah kedung (bagian sungai yang lebar dan dalam) bernama kedung Gayaran. Kedung Gayaran adalah kedung yang sangat angker. Siapa pun yang berani masuk ke air di kedung itu pasti akan tenggelam dan meninggal dunia. Para pencari ikan tak ada yang berani mencari ikan di kedung Gayaran.

Tiba-tiba terlintas akal licik Ki Ageng Sengguruh. Timbul niatnya untuk mencelakakan Adipati Nila Suwarna dan merebut kekuasaan Kadipaten Aryablitar. Ki Ageng Sengguruh pun mempergunakan kesaktiannya. Dia mengubah sumping (hiasan) daun telinga kanannya menjadi ikan bader merah bersisik emas. Ikan itu lalu dilepas di kedung Gayaran.

Ki Ageng Sengguruh bergegas kembali ke kadipaten menghadap Adipati Nila Suwarna. Ki Ageng Sengguruh melaporkan bahwa telah mengetahui keberadaan ikan bader merah bersisik emas itu.

“Tempatnya di kedung Gayaran, Gusti Adipati!” lapor Ki Ageng Sengguruh.
“Mengapa Paman Patih tidak menyuruh orang untuk menangkapnya dan membawa kemari?” Tanya Adipati Nila Suwarna.

“Maafkan hamba, Gusti Adipati! Tak seorang pun yang bernai mengambil ikan itu. Ikan itu dipercaya sebagai ikan peliharaan dewa. Hanya para raja atau adipati saja yang dapat menangkapnya. Untuk itu, Gusti Adipatilah yang harus menangkapnya sendiri.

“Baiklah! Aku yang akan menangkap sendiri. Sebenarnya, aku tidak bias berenang. Namun, demi memenuhi permintaan isteri dan calon anakku, apa pun akan kulakukan,” kata Adipati Nila Suwarna.

“Ayo, Paman! Tunjukkan di mana kedung Gayaran tempat ikan itu berada!”

Adipati Nila Suwarna diiringi prajurit pengawal mengikuti Ki Ageng Sengguruh menuju kedung Gayaran. Sesampai di kedung Gayaran, Adipati Nila Suwarna memang melihat ada seekor ikan bader merah bersisik emas. Ikan itu sedang berenang ke sana kemari. Sisik emasnya memantulkan cahaya kemilauan terkena sinar matahari.

Hati Adipati Nila Suwarna sangat senang sekali. Dinda Rayungwulan pasti akan senang sekali karena keinginannya terkabul, pikir Adipati Nila Suwarna.
“Prajurit, siapkan jaring untuk menangkap ikan itu! Aku sendiri yang akan turun ke kedung untuk menangkapnya” perintah Adipati Nila Suwarna pada salah seorang prajurit pengawalnya. Prajurit itu segera memberikan jaring penangkap ikan pada Adipati Nila Suwarna. Sang Adipati pun berisap-siap terjun ke air kedung.

Adipati Nila Suwarna berenang di air kedung sambil membawa jaring. Dikejarnya ikan bader merah bersisik emas yang berenang ke sana kemari itu. Ikan itu ternyata gesit sekali.  Berkali-kali Adipati Nila Suwarna berusaha menjaringnya. Namun, ikan itu behasil lolos.

Adipati Nila Suwarna menjadi kelelahan. Akhirnya, Adipati Nila Suwarna tak dapat menggerakkan badannya karena sangat lelah. Adipati Nila Suwarna pun tenggelam di kedung itu.
Ki Ageng Sengguruh segera menyuruh para prajurit pengawal menolong Adipati Nila Suwarna.

Namun, terlambat sudah! Adipati Nila Suwarna sudah meninggal dunia. Jenazah Adipati Nila Suwarna dibawa kembali ke kadipaten dan dikuburkan dengan baik.
Ki Ageng Sengguruh kemudian mengambil alih kedudukan Adipati Nila Suwarna sebagai adipati di Kadipaten Aryablitar.

Ia mengumumkan pada seluruh punggawa dan rakyat Kadipaten Aryablitar bahwa dialah sekarang yang menjadi adipati. Ia memakai gelar Adipati Nila Suwarna II.

Tak seorang pun yang berani membantah keputusan Ki Ageng Sengguruh. Dewi Rayungwulan yang tidak menyetujui keputusan Ki Ageng Sengguruh diusir dari kadipaten. Dewi Rayungwulan yang sedang hamil itu pun meninggalkan kadipaten dengan hati sedih. Dewi Rayungwulan tak tahu akan pergi ke mana.



Nama Unik Jembatan Ratapan Ibu Saksi Pembantaian Pejuang di Zaman Penjajah

Nama Unik Jembatan Ratapan Ibu Saksi Pembantaian Pejuang di Zaman Penjajah 




Payakumbuh adalah sebuah Kotamadya yang terletak di Kabupaten Limapuluh Kota, Provinsi Sumatera Barat. Kota ini juga dikenal masyarakat Sumatera Barat dengan julukan Kota Batiah.

Batiah merupakan makanan khas yang berasal dari Kota Payakumbuh. Memang, kota ini memiliki banyak keunikan. Makanan Rendang juga berasal dari kota satu ini.

Selain itu, Kota Payakumbuh juga punya beberapa objek wisata menarik. Salah satunya adalah Jembatan Ratapan Ibu.

Jembatan terletak di di jalan Jenderal Sudirman, dibangun tahun 1818 (di masa Gerakan Padri sedang bergejolak di Minangkabau, kemungkinan untuk memperlancar transportasi militer Belanda).

Jembatan Ratapan Ibu ini memiliki panjang 40 meter dengan arsitektur kuno berupa susunan batu merah setengah lingkaran yang direkat dengan kapur dan semen tanpa menggunakan tulang besi.

Jembatan Ratapan Ibu ini melintasi Batang Agam, menghubungkan Pasar Payakumbuh dan nagari Aie Tabik. Walau sudah hampir berusia dua abad, Jembatan Ratapan Ibu masih berdiri kokoh hingga saat ini.

Jembatan Ratapan Ibu selain menjadi jembatan bersejarah juga menjadi tempat eksekusi para pejuang kemerdekaan oleh tentara Belanda di masa lalu.

Para pejuang yang tertangkap, disuruh berbaris di pinggir jembatan menghadap sungai, lalu serdadu Belanda mengeksekusinya dengan cara menembak, kemudian mayat mereka di lempar ke Sungai Batang Agam yang berada di bawah jembatan. Kemudian mayat-mayat tersebut hanyut dibawa arus.

Kejadian itu juga disaksikan langsung oleh masyarakat sekitar. Kaum ibu yang melihatnya tak bisa berbuat banyak selain hanya bisa pasrah dan terus menangis melihat tragedi itu.

Untuk mengenang peristiwa itulah akhirnya jembatan ini diberi nama Jembatan Ratapan Ibu.

Demi menunjang lokasi ini sebagai destinasi wisata, di ujung jembatan dibangun pula sebuah tugu patung seorang wanita yang sedang menangis dengan tangannya yang menunjuk ke arah Sungai Batang Agam.

Setiap pagi sampai sore hari, tempat ini selalu ramai di kunjungi oleh wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan asing.

Mereka yang datang selalu menggunakan kesempatannya untuk berfoto di sekitar jembatan dan tugu Ratapan Ibu. Pembangunan taman akan membuat Anda betah untuk berlama-lama di sini.

Anda dapat masuk ke taman dengan melewati tugu ratapan ibu terlebih dahulu, setibanya di taman, Anda dapat duduk bersantai sambil menikmati suara air yang mengalir dari sungai Agam serta melihat kendaraan yang sibuk melintas dari atas jembatan ini.