Friday 29 July 2016

Tokoh Nusantara : Kisah Ken Arok Sang Begal yang Menjadi Raja

Tokoh Nusantara : Kisah Ken Arok Sang Begal yang Menjadi Raja 
Ken Arok lahir di Jawa Timur pada tahun 1182, wafat di Jawa Timur pada tahun 1247 atau 1227, adalah pendiri Kerajaan Tumapel (terkenal dengan nama Singhasari), Ia memerintah sebagai raja pertama bergelar Rajasa pada tahun 1222 - 1227 (atau 1247).

Tentang Asal Usul Ken Arok
Ken Arok adalah putra dari Gajah Para dari desa Campara (Bacem, Sutojayan, Blitar) dengan seorang wanita desa Pangkur (Jiwut, Nglegok, Blitar) bernama Ken Ndok. Gajah adalah nama jabatan setara wedana (pembantu adipati) pada era kerajaan Kediri. Sebelum Ken Arok lahir ayahnya telah meninggal dunia saat ia dalam kandungan, dan saat itu Ken Ndok telah direbut oleh raja Kediri. Oleh ibunya, bayi Ken Arok dibuang di sebuah pemakaman, hingga kemudian ditemukan dan diasuh oleh seorang pencuri bernama Lembong.

Ken Arok tumbuh menjadi berandalan yang lihai mencuri dan gemar berjudi, sehingga membebani Lembong dengan banyak hutang. Lembong pun mengusirnya. Ia kemudian diasuh oleh Bango Samparan, seorang penjudi dari desa Karuman (sekarang Garum, Blitar) yang menganggapnya sebagai pembawa keberuntungan.

Ken Arok tidak betah hidup menjadi anak angkat Genukbuntu, istri tua Bango Samparan dan Istri mudanya bernama Thirthaja. Istri muda Bango Samparan mempunyai 5 anak, yaitu Panji Bawuk, Panji Kuncang, Panji Kunal, Panji Kenengkung dan yang bungsu wanita bernama Cucupuranti. Ia kemudian bersahabat dengan Tita, anak kepala desa Siganggeng, sekarang Senggreng, Sumberpucung, Malang. Keduanya pun menjadi pasangan perampok yang ditakuti di seluruh kawasan Kerajaan Kadiri.

Akhirnya, Ken Arok bertemu seorang brahmana dari India bernama Lohgawe, yang datang ke tanah Jawa mencari titisan Wisnu. Dari ciri-ciri yang ditemukan, Lohgawe yakin kalau Ken Arok adalah orang yang dicarinya. Berdasarkan Serat Pararaton juga, Ken Arok (disebut pula Ken AÅ‹grok) digambarkan juga sebagai keturunan Dewa Brahma. Hal ini hanya untuk simbolis menggambarkan perbedaan status sosial kognitif si calon raja di kemudian hari daripada anak-anak seusianya saat itu.

Perjalanan Karir Ken Arok
Tumapel merupakan salah satu daerah bawahan Kerajaan Kadiri. Yang menjadi akuwu (setara camat zaman sekarang) Tumapel saat itu bernama Tunggul Ametung.Atas bantuan Lohgawe, Ken Arok dapat diterima bekerja sebagai pengawal Tunggul Ametung.

Ken Arok kemudian tertarik pada Ken Dedes istri Tunggul Ametung yang cantik. Apalagi Lohgawe juga meramalkan kalau Ken Dedes akan menurunkan raja-raja tanah Jawa. Hal itu semakin membuat Ken Arok berhasrat untuk merebut Ken Dedes, meskipun tidak direstui Lohgawe.

Ken Arok membutuhkan sebilah keris ampuh untuk membunuh Tunggul Ametung yang terkenal sakti. Bango Samparan pun memperkenalkan Ken Arok pada sahabatnya yang bernama Mpu Gandring dari desa Lulumbang, sekarang Plumbangan, Doko, Blitar (Sukatman, 2012), yaitu seorang ahli pembuat pusaka ampuh.

Mpu Gandring sanggup membuatkan sebilah keris ampuh dalam waktu setahun. Ken Arok tidak sabar. Lima bulan kemudian ia datang mengambil pesanan. Keris yang belum sempurna itu direbut dan ditusukkan ke dada Mpu Gandring sampai tewas. Dalam sekaratnya, Mpu Gandring mengucapkan kutukan bahwa keris itu nantinya akan membunuh 7 orang raja, termasuk Ken Arok sendiri dan anak cucunya.

Ken Arok Merebut Tumapel dan Ken Dedes
Kembali ke Tumapel, Ken Arok menjalankan rencananya untuk merebut kekuasaan Tunggul Ametung. Mula-mula ia meminjamkan keris pusakanya pada Kebo Hijo[1], rekan sesama pengawal. Kebo Hijo dengan bangga memamerkan keris itu sebagai miliknya kepada semua orang yang ia temui, sehingga semua orang mengira bahwa keris itu adalah milik Kebo Hijo. Dengan demikian, siasat Ken Arok berhasil.

Malam berikutnya, Ken Arok mencuri keris pusaka itu dari tangan Kebo Hijo yang sedang mabuk arak. Ia lalu menyusup ke kamar tidur Tunggul Ametung dan membunuh majikannya itu di atas ranjang. Ken Dedes menjadi saksi pembunuhan suaminya. Namun hatinya luluh oleh rayuan Ken Arok. Lagi pula, Ken Dedes menikah dengan Tunggul Ametung dilandasi rasa keterpaksaan.

Pagi harinya, Kebo Hijo dihukum mati karena kerisnya ditemukan menancap pada mayat Tunggul Ametung. Ken Arok lalu mengangkat dirinya sendiri sebagai akuwu baru di Tumapel dan menikahi Ken Dedes. Tidak seorang pun yang berani menentang kepustusan itu. Ken Dedes sendiri saat itu sedang mengandung anak Tunggul Ametung, bernama Anusapati, disebut juga Panji Anengah.

Pada tahun 1222 terjadi perselisihan antara Kertajaya raja Kadiri dengan para brahmana. Para brahmana itu memilih pindah ke Tumapel meminta perlindungan Ken Arok yang kebetulan sedang mempersiapkan pemberontakan terhadap Kadiri. Setelah mendapat dukungan mereka, Ken Arok pun menyatakan Tumapel sebagai kerajaan merdeka yang lepas dari Kadiri. Sebagai raja pertama ia bergelar Sri Rajasa Bhatara Sang Amurwabhumi.

Kertajaya (dalam Pararaton disebut Dhandhang Gendis), tidak takut menghadapi pemberontakan Tumapel. Ia mengaku hanya dapat dikalahkan oleh Bhatara Siwa. Mendengar sesumbar itu, Ken Arok pun memakai gelar Bhatara Siwa (= Bhatara Guru) dan siap memerangi Kertajaya.

Perang antara Kadiri dan Tumapel terjadi di dekat desa Ganter. Pihak Kadiri kalah. Kertajaya diberitakan naik ke alam dewa, yang mungkin merupakan bahasa kiasan untuk mati.

Tewasnya Ken Arok Ditangan Anak Tirinya
Ken Dedes telah melahirkan empat orang anak Ken Arok, yaitu Mahisa Wonga Teleng, Apanji Saprang, Agnibhaya, dan Dewi Rumbu. Ken Arok juga memiliki selir bernama Ken Umang, yang telah memberinya empat orang anak pula, yaitu Tohjaya, Panji Sudhatu, Tuan Wergola dan Dewi Rambi.

Selain itu, Ken Dedes juga memiliki putra dari Tunggul Ametung yang bernama Anusapati. Semua anaknya Ken Arok berjumlah 9 orang, 7 laki-laki dan 2 wanita.

Anusapati merasa heran pada sikap Ken Arok yang seolah menganaktirikan dirinya, padahal ia merasa sebagai putra tertua. Setelah mendesak ibunya (Ken Dedes), akhirnya Anusapati mengetahui kalau dirinya memang benar-benar anak tiri. Bahkan, ia juga mengetahui kalau ayah kandungnya bernama Tunggul Ametung telah mati dibunuh Ken Arok.

Anusapati berhasil mendapatkan Keris Mpu Gandring yang selama ini disimpan Ken Dedes. Ia kemudian menyuruh pembantunya yang berasal dari desa Batil untuk membunuh Ken Arok. Ken Arok tewas ditusuk dari belakang saat sedang makan sore hari. Anusapati ganti membunuh pembantunya itu untuk menghilangkan jejak.

Peristiwa kematian Ken Arok dalam naskah Pararaton terjadi pada tahun 1247 M (1169).

Thursday 28 July 2016

Memahami Pemakaman Unik di Desa Trunyan Pulau Bali

Memahami Pemakaman Unik di Desa Trunyan Pulau Bali 
Desa Trunyan yang merupakan salah satu wilayah dihuni oleh Suku Bali Aga atau Bali Mula yang masih teguh memegang kepercayaan leluhurnya. Bali Aga atau Bali Mula merupakan suku bangsa yang pertama mendiami Pulau Bali. Hingga kini suku Bali Aga dan segala keunikannya masih dapat ditemui salah satunya di Desa Trunyan.

Dalam keseharian masyarakat Bali pada umumnya beragama “Hindu”, bila ada kerabat yang meninggal maka biasanya dilakukan kremasi atau mengubur jenazah tersebut sesuai dengan diajarkan oleh agama Hindu.

Di Desa Trunyan, jenazah tidak dikubur atau dikremasi seperti yang umumnya terjadi di wilayah lainnya, masyarakat Desa Trunyan menyimpan jenazah kerabatnya yang telah meninggal di atas tanah, dengan ditutupi kain dan bambu yang disusun membentuk prisma. Masyarakat desa Trunyan menamakan upacara pemakamannya dengan istilah Mepasah.

Seperti yang telah disinggung di atas, bahwa dalam mepasah, setelah upacara pembersihan dengan cara dimandikan dengan air hujan, jenazah hanya digeletakan di permukaan tanah. Tempat pembaringan jenazah diberi lobang sekitar 10 hingga 20 cm agar posisi jenazah tidak bergeser akibat kontur tanah pemakaman yang tidak rata.

Kemudian selain bagian wajah, bagian tubuh jenazah dibalut kain berwarna putih. Sebagai penanda, jenazah ditutup dengan bambu yang disusun membentuk prisma yang disebut ancak saji. Yang unik adalah meski pun jenazah diletakan di permukaan tanah, mayat tersebut tidak tercium baunya.

Jenazah tersebut diletakan di antara pohon Taru Menyan, taru berarti pohon dan menyan berarti harum. Kiranya, aroma yang keluar dari pohon taru menyan inilah yang dapat menetralisir udara di sekitarnya.

Pohon yang mengeluarkan aroma khas yang kuat tersebut hanya dapat tumbuh di daerah ini, meskipun telah dicoba ditanam di daerah lain. Keunikan pohon ini agaknya telah menjadi cikal bakal nama desa Trunyan.

Di bawah satu pohon taru menyan, hanya dapat diletakakan maksimal sebelas jenazah. Hal tersebut sudah diatur oleh kepercaan adat setempat. Tetapi ada yang mengatakan bahwa satu pohon taru menyan hanya bisa menetralisir sebelas jenazah, jadi jika lebih dari itu maka jenazah tersebut akan mengeluarkan bau.

Bila ada jenazah yang baru, maka maka satu jenazah yang paling lama akan dipindahkan, ke tempat terbuka, tidak ditutupi dengan kurung ancak saji lagi melainkan disatukan dengan dengan jenazah lainnya dalam tatanan batu atau di bawah pohon.

Maka tidak heran jika di tempat tersebut, terdapat tulang belulang dan barang-barang bekal sesaji seperti sandal, sendok, piring, pakaian, dan lain-lain berserakan di area pemakaman. Hal tersebut memang disengaja karena tidak boleh ada barang yang yang dibawa keluar dari area pemakaman ini.

Tetapi tidak semua jenazah dapat diperlakukan sama seperti yang telah disebutkan. Hanya pada kondisi tertentu saja jenazah dapat dimakamkan seperti ini. Syarat jenazah yang dapat dimakamkan dengan cara tersebut adalah mereka yang pada waktu meninggal termasuk orang-orang yang telah berumah tangga, orang-orang yang masih bujangan dan anak kecil yang gigi susunya telah tanggal, orang-orang yang meninggal dalam keadaan wajar dan tidak terdapat luka yang belum sembuh, serta memiliki bagian tubuh yang lengkap. Jika tidak memenuhi syarat tersebut, maka jenazah disemayamkan dengan cara dikubur.

Adat Desa Trunyan telah mengatur tata cara pemakaman untuk masyarakatnya. Terdapat tiga jenis sema (makam) yang berada di Desa Trunyan dan telah dibedakan berdasar umur orang yang meninggal, keutuhan bagian-bagian tubuh, dan cara penguburannya.

Area pemakaman pertama disebut sebagai sema wayah, tempat pemakaman yang dianggap paling baik dan paling suci, yaitu ketika jenazah dapat dimakamkan dengan cara mepasah. Jenis pemakaman kedua adalah sema muda, di tempat ini jenazah dikebumikan dengan cara dikubur, diperuntukkan bagi anak-anak atau bayi yang gigi susunya belum tanggal.

Jenis ketiga adalah sema bantas, sama halnya dengan sema muda jenazah dikebumikan dengan cara dikubur, namun diperuntukkan bagi orang-orang yang Ulah Pati dan Salah Pati, yaitu pada saat meninggal masih meninggalkan luka dan penyebab kematiannya tidak wajar seperti kecelakaan, kehilangan nyawa disebabkan oleh tindakan owang lain, kehilangan nyawa karena sengaja, dan ada bagian tubuh yang tidak utuh.

Penjelasan mengapa mayat yang diletakan dengan rapi di sema itu tidak menimbulkan bau padahal secara alamiah, tetap terjadi penguraian atas mayat-mayat tersebut ini disebabkan pohon Taru Menyan tersebut, yang bisa mengeluarkan bau harum dan mampu menetralisir bau busuk mayat. Taru berarti pohon, sedang Menyan berarti harum. Pohon Taru Menyan ini, hanya tumbuh di daerah ini. Jadilah Tarumenyan yang kemudian lebih dikenal sebagai Terunyan yang diyakini sebagai asal usul nama desa tersebut.

Menelusuri Lebih Dalam Makna Ritual Kasada Masyarakat Tengger

Menelusuri Lebih Dalam Makna Ritual Kasada Masyarakat Tengger
Upacara Kasada merupakan ritual setahun sekali yang diselenggarakan oleh Masyarakat Tengger. Tengger merupakan dataran tinggi yang letaknya di sekitar gunung Bromo yang meliputi lembah-lembah dan perbukitan. Dataran tinggi ini meliputi beberapa desa antara lain Argosari, Ranupane, Ngadas, Tosari, Wonokitri, dan desa Ngadiwarno. Penemuan prasasti Walandit di sekitaran kawasan Tengger menjadi sebuah titik tolak pengakuan pemuka Masyarakat Tengger mengenai cikal-bakal masyarakat Tengger sendiri.

Masyarakat Tengger memiliki sederetan upacara tradisional yang dipertahankan oleh masyarakatnya, meskipun mereka bukanlah pemeluk agama Hindu. Salah satu upacara yang langgeng dalam masyarakat Tengger adalah upacara Kasada.

Upacara Kasada diselenggarakan setiap tanggal 14 atau bulan purnama mangsa Ashada (Kasada). Berdasarkan pada mantera yang dirapalkan, upacara Kasada merupakan sebuah ritual peringatan akan perjuangan nenek-moyang masyarakat Tengger, yang telah membangun dan melindungi hidup masyarakat Tengger.

Persembahan dalam ritual Kasada

Selain menjadi sebuah ungkapan rasa syukur, masyrakat Tengger juga memohon panen yang berlimpah, memohon tolak bala dan kesembuhan atas berbagai penyakit melalui upacara Kasada. hal ini disimbolkan dengan cara mempersembahkan sesaji ke dalam kawah Bromo. Sementara, masyarakat Tengger lainnya harus menuruni tebing untuk menangkap sesaji yang dilemparkan ke dalam kawah.

Menengok pada sesaji yang dipersembahkan dalam ritual upacara Kasada, terdapat dua jenis sesaji yang dipersembahkan pada Gunung Bromo, yaitu sesaji perorangan dan sesaji desa. Sesaji perorangan biasanya berupa kemenyan, kembang rampai, dan hasil bumi. Sedangkan sesaji desa, merupakan sesaji yang biasanya khusus di buat oleh wong sepuh dan disebut dengan ongkek.

Ongkek merupakan sesaji yang berisi bunga kumitir, bunga tanalayu, bunga waluh, kentang 10 biji, kubis 2 bungkul, kacang-kacangan, daun pakis, daun beringin, daun telotok, daun tebu 2 pucuk, jantung pisang 2 biji, buah pare 2 biji, dan buah pisang 2 sisir.

Dalam pelaksanaan upacara Kasada, masing-masing desa di kawasan Tengger diwajibkan membawa dua ongkek, yang nantinya akan dipersembahkan ke kawah Gunung Bromo. Garam dan air laut merupakan dua hal yang dilarang dalam pembuatan ongkek. Pemberangkatan ongkrek akan dilakukan pada pukul 22.00-01.00. Kemudian, pada pukul 01.00 dukun akan merapalkan mantra, di mana ini juga menjadi salah satu ajang pengangkatan dukun baru Tengger.

Bagi calon dukun yang dinilai dapat merapalkan mantera dengan baik, akan langsung dilantik menjadi dukun baru, saat itu juga. Persembahan sesaji dilakukan sesaat setelah pelantikan dukun tersebut selesai. Selesainya ritual upacara Kasada di tandai dengan terbitnya matahari.

Kuliner Nusantara Purwaceng Viagranya Indonesia

Kuliner Nusantara Purwaceng Viagranya Indonesia  
Liburan ke Dieng, Banjarnegara, hawanya sejuk-sejuk segar. Enaknya mencari minuman hangat khas yang disebut Purwaceng. Minuman ini disebut Viagra ala Jawa.

Purwaceng sebenarnya adalah tumbuhan dengan nama latin Pimpinella pruatjan yang tumbuh di dataran tinggi Dieng. Akarnya yang seperti ginseng, sering diolah untuk campuran minuman kopi yang dijual di kedai-kedai yang ada di Dieng.

Julukan Viagra ala Jawa bukanlah isapan jempol. Dihimpun detikTravel dari beberapa sumber, Kamis (28/7/2016), akar purwaceng adalah afrodisiak yang bisa memperkuat tubuh, melancarkan peredaran darah dan tentunya meningkatkan gairah seksual.

Jadi ketika liburan di Dieng, banyak traveler yang tidak hanya menikmati Candi Arjuna, Telaga Warna dan Kawah Sikidang saja. Saat malam dingin menyelimuti Dieng, segelas purwaceng yang panas tentunya akan menghangatkan tubuh kita.

Tidak sulit memang untuk mencari minuman purwaceng yang dicampur kopi ini di kawasan Dieng. Warung-warung di sekitar tempat parkir kendaraan wisatawan di Candi Dieng, biasanya menyediakan minuman purwaceng.

Kapan lagi bisa menikmati purwaceng? Wisatawan bisa datang dalam acara tahunan Dieng Culture Festival yang biasanya digelar pertengahan tahun dengan acara puncak pencukuran rambut anak gembel di Candi Arjuna.

Dalam festival ini akan ada banyak kegiatan seru seperti pesta lampion, pertunjukan musik dan seni. Jangan lewatkan acara minum purwaceng bersama sebagai minuman khas Dieng. Ribuan gelas disediakan untuk wisatawan, wow!

Purwaceng bisa dibeli wisatawan sebagai oleh-oleh dalam bentuk sachet. Purwaceng ada yang dicampur dengan teh, ada juga yang dicampur dengan kopi. Harganya Rp 40 ribu-70 ribu per paket isi 10 sachet.

Mau greng? Coba dulu minuman purwaceng dari Dieng

Tandu Keramat Jendral Sudirman Yang Setia Membawa Sang Jendral Dimasa Perjuangan

Tandu Keramat Jendral Sudirman Yang Setia Membawa Sang Jendral Dimasa Perjuangan
Monumen Jogja Kembali (Monjali) di sisi utara Yogyakarta menjadi salah satu destinasi penting. Pengunjung bisa menyaksikan jejak-jejak perjuangan tersimpan di monumen berbentuk seperti tumpeng tersebut.

Kawasan Monjali memiliki luas total 5 hektare dengan tinggi bangunan monumen 32 meter. Di dalamnya tersimpan ribuan koleksi benda-benda atau dokumentasi perjuangan masa lalu. Sebagian koleksi merupakan benda keramat dan jadi simbol era perjuangan.

Pemandu sekaligus Juru Bicara Monjali, Abdul Rauf, menyebutkan salah satu koleksi yang cukup unik di Monjali adalah bambu runcing asli dari Kyai Subhi Parakan Temanggung. Bambu runcing ini diserahkan langsung oleh putra Kyai Subhi ke Monjali.

Bambu Runcing ini menjadi ikon perjuangan melawan penjajah saat itu. Menurut dia, bambu runcing yang disimpan di Monjali itu menjadi pembakar semangat dalam mengusir penjajah yang menggunakan alat canggih.

"Bambu runcing Parakan saat itu sangat terkenal. Bambu runcing bisa mengalahkan bedil. Ada keyakinan dan kemantapan setelah memegang itu yakin bisa mengalahkan Belanda," ujar Rauf.

Rauf menyebutkan ada tiga bambu yang disimpan di Monjali. Satu bambu berwarna hitam dengan runcing tajam tampak dipamerkan dalam museum.

"Bambunya biasa. Pring hitam itu ya pring wulung itu biasa sekali. Jadi istimewa mungkin kekuatan doanya itu," kata dia.

Dia menambahkan, Monjali juga menyimpan koleksi dari Jenderal Sudirman. Dokar, tandu dan selop milik Jenderal Sudirman dapat ditemui di Monjali.

"Ada 11 tandu. Ini yang pertama digunakan dari daerah Bedoyo Gunungkidul sampai Eromoko Wonogiri. Tidak semua tersimpan karena ada yang rusak," ujar dia.

Rauf menyebut tandu dan selop milik Jenderal Sudirman merupakan koleksi yang istimewa dan tidak ternilai harganya. Tandu itu jarang keluar dari museum untuk keperluan pameran.

Dari tandu itu, ribuan kisah dapat diceritakan kepada generasi muda. Salah satunya peristiwa Serangan Umum 1 Maret.

Rauf mengatakan dari tandu itu juga dapat diceritakan saat Jenderal Sudirman bergerilya sejauh 1.009 kilometer. Tandu yang berumur sekitar 68 tahun ini selalu dirawat oleh pihak museum.

Salah satunya dengan teknik fumigasi yang menggunakan zat kimia. Teknik bertujuan menjaga agar selimut tandu tersebut tidak sobek.

Legenda Kota : Tank Amfibi dan Seluruh Pasukan Didalamnya Hilang Tenggelam di Danau Ranu Grati

Legenda Kota : Tank Amfibi dan Seluruh Pasukan Didalamnya Hilang Tenggelam di Danau Ranu Grati
Ranu Grati adalah danau , yang terletak dikabupetan Pasuruan. Dalam sejarahnya danau ini pernah menggegerkan Masyarakat Indonesia dengan tragedi tenggelamnya Tank Amfibi beserta seluruh isinya. Peristiwa tragis itu hingga sekarang masih diliputi misteri karena bangkai tank dan seluruh awaknya tak seorangpun berhasil ditemukan.

Peristiwa itu terjadi pada tanggal 17 Oktober 1979. ( Eyang masih bertugas di PT Telkom Pasuruan ) Beberapa kendaraan tank dan Batalyon Zipur 10 Amfibi tembak berdatangan memasuki wilayah Grati melewati jalan-jalan kecil desa menuju danau. Terbertik kabar bahwa hari itu mereka akan mengadakan latihan rutin di Ranu Grati. Bagi anak-anak desa disekitar danau, acara latihan pasukan amfibi itu merupakan tontonan menarik yang tidak boleh dilewatkan.

Bila anak-anak merasa gembira dengan kedatangan pasukan Amfibi, tidak demikan halnya dengan para orang tua dan sesepuh desa, meraka merasa tegang dan resah. Rasa khawatir akan adanya terjadi sesuatu marabahaya yang menelan jiwa peserta latihan. Hal ini disebabkan mitos Ranu Grati yang di jaga ular super besar bernama Nogo Baru Klinting. Yang setiap saat bisa menelan siapa saja yang mengusik ketenangannya, termasuk para Marinir dari TNI AL.

Para sesepuh desa merasa khawatir acara Latihan perang Amfibi diperairan Ranu Grati bakal mengusik ketenangan Baru Klinting. Itulah sebabnya meraka mencoba menghalangi adanya kecelakaan yang berakibat hilangnya nya pada acara latihan itu. Beberapa orang sesepuh desa menyarankan pada anggota Marinir yang berniat latihan itu agar sebelum turun ke air mengadakan ritual terlebih dahulu. Ritual itu juga mengadakan acara selamatan dengan memandikan para anggota Pasukan Amfibi dengan air bunga kamboja.

Selain itu, adapula yang menganjurkan agar latihan Psaukan Amfibi pagi itu ditunda. Hal ini desebabkan salah seorang yang dipercaya dapat berkomunikasi dengan makhluk halus penjaga Danau menyatakan bahwa pagi itu Baru Klinting sedang mengadakan sebuah pesta dengan Ratu Pantai Selatan. Sampai saat ini banyak masyarakat yang masih percaya bahwa penghuni gaib Ranu Grati berhubungan dengan gaib Pantai Selatan Laut Jawa.

Baca Juga : Legenda Danau Ranu Grati dan Naga Baru Klinting Pasuruan Jawa Timur

Semua saran dan alasan yang tidak dapat diterima secara logika itu ditolak mentah-mentah oleh penyelenggara latihan yang melibatkan Pasukan Amfibi. Meraka lebih percaya dengan hasil survei yang telah dilakukan sebelum mereka turun kelapangan, karena seperti biasa setiap kali sebelum latihan selalu diawali dengan rencana latihan atau rencana lapangan ( renlap ). Sesuai dengan rencana pagi itu meraka tetap mengadakan latihan dengan menurunkan 7 buah Tank Amfibi keperaiaran Ranu Grati.
Sebelum tank Amfibi beserta awaknya turun keair, sempat terjadi perbedaan antara orang sesepuh desa dengan angota Pasukan Amfibil. Menurut saksi mata yang menyaksikan jalannya perdebatan bernama Hamzah telah mengingatkan kepada komandan latihan.
“ Pak, sebaiknya jangan latihan sekarang,” kata Hamzah, menirukan ucapan sesepuh desa yang bernama Suliati. ”Bila bapak-bapak akan latihan, sebaiknya nanti siang saja, “ lanjut sesepuh itu.
“ Mengapa ?” Tanya jawab salah seorang anggota pasukan, dengan nada merasa kurang senang ada orang lain yang ikut campur dalam tugasnya.
“ Berbahaya pak!, Jaka Baru (sebutan untuk Naga Baru Klinting) bisa marah!”, kenangnya cemas.
“ Biarlah, saya ingin melihat kumisnya Jaka Baru, “ tampang orang itu sambil bergurau dan tertawa-tawa. Teman-temannya yang mendengar percakapan itupun ikut tertawa, namun diam-diam beberapa orang warga yang hadir tampak mulai khawatir atas penolakan usulnya oleh sang komandan latihan.

Sulihati merasa kecewa karena para anggota pasukan Amfibi itu tidak mau mengikuti sarannya. “ Sudahlah Mbah. Sul para perwira yang gagah berani itu mana mungkin percaya dengan cerita kita, “ kata beberapa sesepuh desa lainnya,
Para anggota paukan Amfibi itu memang pernah mendengar cerita tentang legenda Baru Klinting yang dipercaya penduduk sekitar sebagai sang penunggu yang sesekali minta korban persembahan.

Meraka merasa tidak ada yang perlu dikhawatirkan karena telah mengadakan persiapan latihan yang secara matang, lagipula apakah arti latihan danau dibandingkan dengan latihan di laut, seperti yang selama ini telah meraka lakukan bahkan berinbu kali, pikir mereka. Latihan di laut tentu lebih banyak tantangannya dibandingkan dengan latihan di sebuah danau yang luas dan kedalamannya tidak seberapa.

Sebenarnya ada juga beberapa orang diantara anggota pasuka anggota amfibi yang sejak semula kurang setuju untuk mengadakan latihan di Ranu Grati. Mereka lebih suka latihan di daerah laut Semedu Sari Nguling, seperti yang selama ini biasa meraka lakukan. Disamping kekhawatiran akan adanya perbedaan antara laut yang asin dan air tawar yang ada di danau Grati, akan berpengaruh pada latihan mereka. Keberadaan Ranu Grati yang dikenal sangat angker cukup membuat ciut hati mereka.

Tenggelamnya Misterius…
Mbah Sulihati kembali menuturkan Bahwasanya ada salah seorang anggota pasukan batalyon Zipur 10 Amfibi, Serka Sayyadi yang saat itu ikut serta dalam latihan di Ranu Grati. Serka Sayyadi merupakan salah seorang dari pelaku sejarah yang sampai saat ini masih hidup. Saat kejadian itu berlangsung beliau masih sangat muda dan berpangkat Prada. Menurut cerita Serka Sayyadi, pada saat itu dia dan teman-tamannya dari BTR 50 Amfibi akan mengadakan latihan rutin dibawah pinpinan Komandan BTR. Subiyoto dan Wadang Aminuddin Sobli.

Saat itu ada 7 kendaraan tank yang bergerak menuju Ranu Grati siap mengadakan latihan. Setelah sampai ditepi danau, Sayyadi dan teman-temannya beristirahat sebentar. Dalm latihan itu melibatkan 2 kompi pasukan amfibi yang hendak mengadakan latihan secara bergelombang. Gelombang pertama ada 6 Tank. Tiap tank berisi 20 orang awak. Seorang jurumudi dan seorang pembantu jurumudi. Jadi jumlahnya pasukan yang berada didalam setiap tank sebanyak 22 orang.

Seorang komandan tank berjaga diluar ( diatas tank ) sebagai penunjuk arah, dengan demikian jumlah seluruh pasukan pada tiap tank sebanyak 23 0rang.Tepat pukul 08.30 pagi, acara latihan dimulai. Anggota pasukan amfibi memasuki kendaraan masin-masing pintu tank ditutup rapat, kemudian itu mulai turun ke air. Naas tak dapat ditolak, ternyata salah satu dari 7 konvoi itu saat memasuki air, terus tenggelam tanpa diketahui sebab-sebabnya. Tank Amfibi yang tenggelam itu adalah Tank yang berada di sebelah kanan Tank yang ditunpangi Serka Sayyadi.

Menurut Serka Sayyadi, ia melihat sosok bayangan ular yang amat besar membelit tubuh tank yang ditumpangi sejumlah prajurit. Tank beserta prajurit sosok ular penunggu Ranu Grati bernama Baru Klinting dan tak pernah ditemukan hingga kini. Untuk mengenang kejadian yang terjadi pada 17 Oktober 1979 itu, pihak TNI Angkatan Laut membangun sebuah monument, tugu peringatan yang berlokasi di sebelah timur danau.
Berikut adalah nama-nama prajurit yang tidak diketahui rimbanya di danau Ranu hingga kini:

Nama-nama anggota Amfibi yang tewas dalam peristiwa tenggelamnya tank di Ranu Grati:

1.Serda Gino 476872
2.Prada Suhartono 7755153682
3.Koptu Sukarjo 409675
4.Prada Musyanto 7755153641
5.Koptu Bohir 409321
6.Prada Bachtiar 7756153860
7.Koptu Suwarto 741486
8.Prada Firdaus A. 7755153737
9.Koptu Sukardi 409788
10.Prada Susdiyono 7756153850
11.Koptu Tukirin 409815
12.Prada Setu 7757153920
13. Koptu Sutarto 7758154060
14.Prada Moch. Kosim 7757153951
15.Koptu Edi Agustina 7757157556
16.Prada Ralip 7755153652
17.Prada Sutedjo 7757153939
18.Prada Urip S. 7755153696

Legenda Danau Ranu Grati dan Naga Baru Klinting Pasuruan Jawa Timur

Legenda Danau Ranu Grati dan Naga Baru Klinting Pasuruan Jawa Timur
Menurut legenda dan kepercayaan masyarakat sekitar, pada jaman dahulu Desa Ranuklindungan merupakan sebuah wilayah bekas Kademangan Klindungan. Kawasan itu terkenal akan kesuburan alamnya. Di wilayah itu hidup seorang yang sakti nan arif bijaksana, Begawan Nyampo namanya. Suatu hari, ia didatangi Endang Sukarni dari Keraton Mataram. Dia melarikan diri dari keraton karena hendak dinikahkan dengan lelaki yang tidak ia sukai. Endang Sukarni adalah seorang gadis molek nan jelita. Sang putri memikat hati Begawan Nyampo.

Sebagai simbul rasa cintanya, Begawan memberikan sebilah pisau kepada Dewi Endang Sukarni. Namun Begawan juga berpesan unmtuk tidak memangku pisau yang hendak dipergunakan Dewi Endang mencari daun jati. Sayangnya, suatu ketika ternyata Dewi Endang melupakan pesan sang Begawan dan memangku pisau itu. Keteledoran itu membuat dirinya hamil dan melahirkan seorang bayi setengah ular. Wujud manusia setengah ular itu ia beri nama Baru Klinting.

Baru Klinting tubuhnya dipenuhi sisik ular. Hal ini menjadikan Penduduk mengucilkannya. Begawan yang menganggap Baru Klinting sebagai anaknya sendiri merasa malu akan kejadian itu. Begawan dan Dewi Endang Sukarni akhirnya menyepakati untuk menyingkirkan Naga Baru Klinting. Maka dicarilah dua tantangan yang tidak akan bisa dilalui dengan selamat oleh Naga Baru Klinting.

Baca Juga : Legenda Kota : Tank Amfibi dan Seluruh Pasukan Didalamnya Hilang Tenggelam di Danau Ranu Grati

Ujian atau tantangan pertama bagi Naga Baru Klinting adalah mengambil air dengan menggunakan keranjang bambu yang berlubang. Ternyata walau menggunakan keranjang bambu berlubang, Naga Baru Klinting bisa memenuhi isi sebuah kolam luas yang dibuat oleh Sang Begawan dengan air.

Ujian kedua juga dimenangkan oleh Naga Baru KLinting. Bahkan Naga Baru Klinting dapat membunuh buaya putih yang diperintahkan Begawan Nyampo untuk melenyapkan dirinya dari muka bumi lantaran rasa malu akan ujudnya. Kematian Buaya Putih yang tak lain adalah putra Raden Dodo Putih, adik Begawan Nyampo, membuktikan kesaktian Naga Baru Klinting dan membuat ciut nyali sang Begawan.

Tanpa disadari Naga Baru Klinting, Begawan Nyampo membujuknya untuk melakukan tabrata dengan melingkari Gunung Kelut, tapabrata itu dimaksudkan agar Naga Baru Klinting bisa menjadi manusia sempurna seperti orang kedua tuanya. Dalam melakukan tapa itulah Naga Baru Klinting tewas. Tubuhnya dibantai dan dimakan oleh penduduk sekitar setelah dicacah menjadi 40 bagian. Tempat pembantaian itu kini bernama Desa Mblereh. Sedangkan tempat pembersihan sisik (kresek) sekarang dinamai Desa Kresek. Nama Desa Petangpuluh dahulu merupakan sebuah tempat pemotongan Naga Baru Klinting dan tempat pembakaran (tunu) daging menjadi nama Desa Grati Tunon.

Karena rasa rindunya, Dewi Endang Sukarni hendak mencari anaknya. Namun ia tak mengetahui jika anaknya telah mati dibantai penduduk. Mengetahui jika Dewi Endang Sukarni ibu dari Naga Baru Klinting, warga yang dilalui dalam pencarian anaknya bukan mala h dibantu justru menerma ejekan, makian bahkan siksaan. Lantaran kesal dan hilang sabar serta hendak memberikan pelajaran kepada si pengejek, Dewi Endang Menantang setiap warga tersebut untuk mencabut Sodo Lanang yang ditancapkannya di dalam tanah.

Walau hanya sebatang lidi, Sodo Lanang ternyata tak ada yang mampu mencabutnya. Saat itulah sebatang lidi bernama Sodo Lanang itu dicabutnya dan bekas lubang tancapan Sodo Lanang pemberian putranya dalam mimpi memancarkan air yang sangat deras. Air itu semakin lama semakin deras memancar. Air itu terus menyembur bagai semburan lumpur lapindo. Dan menenggelamkan apa saja termasuk penduduk yang memperlakukan ibu Naga Baru Klinting bagai hewan tak berguna. Luapan air yang keluar dari bekas tancapan Sodo Lanang terus melebar hingga seluas 1085 Hektar. Luas itu sama persis jika diukur dengan luas Danau Ranu Grati sekarang ini

Wednesday 27 July 2016

Tokoh Nusantara Presiden Pertama Indonesia Soekarno

Tokoh Nusantara Presiden Pertama Indonesia Soekarno
Sang Proklamator. Mungkin sampai sekarang beliau adalah tokoh yang paling banyak dikagumi orang di Indonesia. banyak orang yang mencari mengenai perjalanan hidup, profil atau biografi singkat mengenai Soekarno. Dikenal sebagai Presiden pertama Republik Indonesia, beliau lebih akrab di panggil Bung Karno ini berasal dari Blitar, dia merupakan pahlawan Proklamasi bersama dengan Mohammad Hatta. Presiden Soekarno sangat disegani oleh para pemimpin negara-negara di dunia pada waktu itu. Soekarno dilahirkan di Surabaya tepatnya pada tanggal 6 Juni 1901 dengan nama asli bernama Koesno Sosrodihardjo, karena sering sakit yang mungkin disebabkan karena namanya tidak sesuai maka ia kemudian berganti nama menjadi Soekarno.

Orang Tua Soekarno

Ayah beliau bernama Raden Soekemi Sosrodihardjo dan ibu bernama Ida Ayu Nyoman Rai. Orang tuanya bertemu di Bali ketika ayahnya menjadi guru di Bali dan ibunya merupakan bangsawan di Bali. Soekarno diketahui memiliki saudara atau kakak kandung perempuan bernama Sukarmini.

Masa Kecil dan Masa Muda Soekarno

Mengenai kisah hidup Presiden Soekarno, semasa kecilnya ia tidak tinggal bersama dengan orang tuanya yang berada di Blitar. Ia tinggal bersama kakeknya yang bernama Raden Hardjokromo di Tulung Agung, Jawa Timur, Soekarno bahkan sempat bersekolah disana walaupun tidak sampai selesai ikut bersama dengan orang tuanya pindahh ke Mojokerto.

Di Mojokerto, Soekarno kemudian di sekolahkan di Eerste Inlandse School dimana ayahnya juga bekerja disitu sebagai guru. Namun ia dipindahkan tahun 1911 ke ELS (Europeesche Lagere School) yang setingkat sekolah dasar untuk dipersiapkan masuk di HBS (Hogere Burger School) di Surabaya. Setelah tamat dan bersekolah di HBS tahun 1915, Soekarno kemudian tinggal di rumah Haji Oemar Said Tjokroaminoto atau H.O.S Cokroaminoto yang merupakan kawan dari ayah Soekarno.

Antara Soekarno, Kartosuwiryo dan Muso

H.O.S Cokroaminoto dikenal sebagai pendiri dari Serikat Islam (SI). Di rumah Cokroaminoto lah Soekarno berkenalan dengan para pemimpin Sarekat Islam (SI) seperti Haji Agus Salim dan Abdul Muis. Soekarno juga akrab dengan Muso, Alimin, Darsono dan Semaun yang kelak dikenal sebagai tokoh berhaluan kiri dan juga Kartosuwiryo yang kelak mendirikan Darul Islam dan memimpin pemberontakan melawan Soekarno.

Mereka bersama-sama tinggal di rumah H.O.S Cokroaminoto untuk menimba ilmu dan belajar berorganisasi melalui Sarekat Islam (SI). Disini jiwa nasionalismenya akan bangsa Indonesia menjadi sangat besar. Soekarno juga sempat ikut dalam organisasi pemuda tahun 1918 yang bernama Tri Koro Darmo yang kemudian berubah nama menjadi Jong Java. Soekarno bahkan aktif sebagai penulis di koran harian bernama Oetoesan Hindia yang dikelola oleh Cokroaminoto.

Di rumah Cokroaminoto, Soekarno muda mulai belajar berpolitik dan juga belajar berpidato meskipun cenderung ia lakukan sendiri di depan cermin di kamarnya. Di sekolahnya yaitu Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno mendapat banyak ilmu pengetahuan

Pada tahun 1921 setelah lulus dari Hoogere Burger School atau HBS, Soekarno muda kemudian pindah ke Bandung dan tinggal dirumah Haji Sanusi, disini Soekarno kemudian akrab dengan Douwes Dekker, Tjiptomangunkusumo, dan Ki Hajar Dewantara.

Soekarno kemudian masuk ke Technische Hoogeschool (THS) jurusan teknik sipil. Technische Hoogeschool (THS) kelak berubah menjadi ITB (Institut Teknologi Bandung) seperti sekarang. Di tahun yang sama yakni 1921, Soekarno menikah dengan Siti Oetari anak sulung dari H.O.S Cokroaminoto. Soekarno sempat berhenti kuliah setelah dua bulan masuk di THS namun di tahun 1922 ia mendaftar lagi dan kemudian mulai kuliah dan kemudian lulus pada tanggal 25 Mei 1926 dengan gelar Ir (Insinyur).

Tamat dari THS, Soekarno mendirikan Biro Insinyur tahun 1926 bersama Ir. Anwari yang mengerjakan desain dan rancang bangunan. Ia juga bekerja sama dengan Ir. Rooseno merancang dan membangun rumah.

Selama di Bandung, Soekarno mendirikan Algemeene Studie Club (ASC) yang kemudian menjadi cikal bakal dari Partai Nasional Indonesia yang berdiri pada tanggal 4 Juli 1927. Disini Soekarno kemudian mulai mengamalkan ajaran Marhaenisme. Tujuan dari pembentukan partai Nasional Indonesia adalah agar bangsa Indonesia bisa merdeka dan terlepas dari Jajahan Belanda.

Dari keberanian Soekarno ini kemudian pemerintah kolonial Belanda menangkapnya di Yogyakarta dan memasukkannya ke penjara Banceuy di Bandung. Kemudian tahun 1930, Soekarno dipindahkan ke penjara Suka Miskin. Dalam penjara ini kebutuhan hidupnya semua berasal dari istrinya yang setia menemaninya yaitu Inggit Ganarsih yang menikah dengan Soekarno pada tahun 1923 yang sebelumnya Soekarno telah menceraikan Siti Oetari secara baik-baik pada saat masih di Bandung.


Inggit yang juga dibantu oleh kakak Soekarno bernama Sukarmini sering membawakan makanan kepada Soekarno di penjara Suka Miskin, hal itulah yang kemudian membuat pengawasan di penjara Suka Miskin makin diperketat.

Menurut Biografi Presiden Soekarno dari beberapa sumber, ia dikenal belanda sebagai seorang tahanan yang mampu menghasut orang lain agar berpikir untuk merdeka sehingga ia kemudian dianggap cukup berbahaya.

Beliau kemudian diisolasi dengan tahanan elit tujuannya agar tidak bisa mendapatkan informasi yang berasal dari luar penjara. Tahanan elit ini sebagian besar merupakan warga Belanda yang mempunyai kasus seperti penggelapan, korupsi dan juga penyelewengan, inilah yang menjadi tujuan Belanda agar topik pembicaraan mengenai bagaimana caranya untuk memerdekakan Indonesia tidak sesuai karena rata-rata tahanan elit yang bersama Soekarno adalah orang Belanda.

Topik yang biasa ia dengar sama sekali tidak penting seperti soal makanan dalam penjara dan juga cuaca. Selama berbulan-bulan di Suka Miskin menngakibatkan Soekarno putus komunikasi dengan teman-teman seperjuangannya, namun itu bukanlah hal yang sulit baginya untuk mendapatkan informasi dari luar.

Akhirnya Soekarno menemukan ide baru, dimana ia menggunakan telur sebagai media untuk berkomunikasi dengan istrinya. Jika teman Soekarno mengalami musibah atau mendapat kabar buruk maka telur yang dibawa oleh istrinya adalah telur asin, itupun beliau hanya dapat menduga-duga sebab ia tidak tahu secara pasti apa yang terjadi diluar sana. Untuk berbicara dengan Inggit, Soekarno diawasi secara ketat dan juga barang bawaan yang dibawa oleh inggit dari luar penjara selalu diperiksa secara teliti.

Masa Perjuangan Soekarna

Kemudian Soekarno dan inggit akhirnya menemukan cara yang dianggapnya paling mudah dalam berkomunikasi agar tidak diketahui oleh Belanda yakni dengan media yang sama sebelumnya yaitu Telur dimana cara yang digunakan sedikit berbeda yaitu dengan menusuk jarum ke telur.

Jika satu tusukan pada telur berarti kabar baik, jika tusukan sebanyak dua kali pada telur artinya seorang teman Soekarno tertangkap namun jika terdapat tiga tusukan berarti aktivis kemerdekaan yang ditangkap cukup besar.

Selama berada dipenjara, orang tuanya tidak pernah sekalipun mengunjungi Soekarno alasannya adalah orang tua Soekarno tidak sanggup melihat Soekarno dipenjara, Ia kurus dan hitam selama berada di penjara karena itulah yang menurut ibu Wardoyo sehingga orang tua soekarno tidak mau menjenguk Soekarno.

Agar orang tuanya tidak panik Soekarno sering beralasan bahwa ia sering bekerja dibawah teriknya sinar matahari sehingga kulit-kulitnya menghitam selain itu dalam penjara ia ingin memanaskan tulang-tulangnya karena dalam penjara, ruangannya sangat gelap, lembab dan juga dingin karena sinar matahari tidak ada.

Kasusnya disidangkan oleh Belanda melalui pengadilan Landraad di Bandung, ketika sudah delapan bulan berlalu yaitu pada tanggal 18 Desember 1930. Soekarno dalam pembelaanya membuat judul bernama "Indonesia Menggugat" yang terkenal. Dimana ia mengungkapkan bahwa bangsa Belanda sebagai bangsa yang serakah yang telah menindas dan merampas kemerdekaan Bangsa Indonesia.

Dari pembelaannya itu kemudian sehingga membuat Belanda semakin marah sehingga PNI bentukan Soekarno dibubarkan pada bulan Juli 1930. Setelah keluar dari penjara bulan desember 1931, Soekarno kemudian bergabung dengan Partindo tahun 1932 karena ia sudah tidak memiliki partai lagi dan ia kemudian didaulat sebagai pemimpin Partindo namun ia kembali ditangkap oleh Belanda dan kemudian diasingkan ke Flores.

Tahun 1938, ia kemudian dibuang ke Bengkulu, disini Soekarno bertemu dengan Mohammad Hatta yang akan menjadi teman seperjuangannya yang kemudian keduanya akan memproklamasikan Kemerdekaan bangsa Indonesia. Di Bengkulu juga Soekarno kemudian berkenalan dengan Fatmawati yang kelak menjadi istri Soekarno dan ibu negara pertama. Fatmawati merupakan putri dari Hassan Din yang mengajak Soekarno untuk mengajar di Sekolah Muhammadiyah di Bengkulu.

Tahun 1942, kekuasaan Belanda di Indonesia berakhir setelah Jepang masuk menyerbu Indonesia. Soekarno yang sempat akan dipindahkan oleh Belanda ke Australia namun gagal setelah dicegat oleh Jepang. Soekarno kemudian kembali ke Jakarta. Jepang kemudian memanfaatkan Soekarno berserta pemimpin Indonesia lainnya untuk menarik hati penduduk Indonesia.

Jepang bahkan menunjuk Soekarno untuk memimpin tim persiapan kemerdekaan bangsa Indonesia yaitu BPUPKI dan PPKI setelah berjanji memberikan kemerdekaan bagi Indonesia. Soekarno bahkan sempat terbang ke Jepang untuk bertemu dengan Kaisar Hirohito.

Soekarno terus menerus melakukan pendekatan dan kerjasama dengan Jepang dengan tujuan agar Indonesia segera diberi kemerdekaan. Segala persiapan untuk kemerdekaan Indonesia dilakukan oleh Soekarno seperti merumuskan Pancasila dan UUD 45 sebagai ideologi dan dasar negara serta perumusan teks proklamasi kemerdekaan bersama Mohammad Hatta dan Ahmad Soebardjo.

Sebelum mengumumkan kemerdekaan Indonesia pada bulan agustus 1945, Soekarno bersama Mohammad Hatta bersama pemimpin Indonesia yang lainnya terbang ke Dalat, Vietnam untuk menemui pimpinan tertinggi kekaisaran Jepang di Asia Tenggara yaitu Marsekal Terauchi. Menjelang proklamasi kemerdekaan, terdapat perbedaan pandangan antara golongan tua dan golongan tua.

Golongan Tua menghendaki agar kemerdekaan Indonesia dipersiapkan secara matang dan golongan muda menghendaki agar kemerdekaan Indonesia diproklamasikan secepatnya. Hal inilah yang kemudian membuat golongan muda melakukan penculikan terhadap Soekarno dan Mohammad Hatta pada tanggal 16 agustus 1945 dan membawa mereka ke daerah Rengasdengklok dengan tujuan agar segera memproklamirkan kemerdekaan Indonesia dan menjauhkannya dari pengaruh Jepang. Peristiwa penculikan ini kemudian dikenal dengan nama Peristiwa Rengasdengklok.

Mengetahui Soekarno dan Mohammad Hatta dibawa ke Rengasdengklok membuat Ahmad Soebardjo kemudian menjemput Soekarno dan Mohammad Hatta. Sutan Syahrir yang dikenal sering berseberangan pendapat dengan Soekarno marah mendengar para golongan muda menculik Soekarno dan Hatta dan menyuruh mereka membwanya kembali ke Jakarta.

Tiba di Jakarta, Soekarno dan Muhammad Hatta beserta pemimpin lainnya bertemu dengan Laksamana Maeda di rumahnya di Jl. Imam Bonjol. Laksamana Maeda kemudian menjamin keselamatan Soekarno dan para pemimpin lain dan mempersilahkan Soerkarno dan Muhammad untuk merumuskan teks proklamasi kemerdekaan. Bersama dengan Ahmad Soebardjo mereka

Tuesday 24 May 2016

Kisah Nyata dari Jawa Timur Arti Kekayaan yang Hakiki dari Rumah Berdinding Bambu

Kisah Nyata dari Jawa Timur Arti Kekayaan yang Hakiki dari Rumah Berdinding Bambu
Pak Salim //foto: dokumen WAPR

Rumah kecil berdinding bambu yang bagian bawahnya sudah hancur dan berlantai tanah ini terletak di Dusun Tawing, Desa Sidorejo RT 4 RW 5, Kecamatan Ponggok, Kabupaten Blitar, Jawa Timur.

Di dalamnya hanya ada satu amben (tempat tidur) yang terbuat dari kayu. Di ruangan belakang yang digunakan sebagai tempat memasak hanya ada dapur yang terbuat dari tanah liat. Tanpa ada kamar mandi ataupun WC. Yang ada hanya padasan kecil (tempayan yang diberi lubang pancuran) sebagai tempat air wudhu.

Penghuninya adalah seorang lelaki berumur 50 tahun yang bernama Salim atau biasa dipanggil Pak Salim. Ia tinggal seorang diri. Tanpa ada anak dan istri yang menemani. Tidak seperti pola pikir masyarakat zaman modern yang pada umumnya cenderung materialisitis, Pak Salim bisa hidup dengan tenang dan damai meski secara materi kehidupannya sangatlah pas-pasan. Profesi sehari-harinya hanyalah sebagai seorang buruh macul (buruh tani) dengan penghasilan rata-rata tidak lebih dari Rp.500 ribu per bulan. Akan tetapi, Pak Salim bisa menikmati hidupnya, bersyukur atas nikmat yang diberikan Tuhan kepadanya.
Rumah Pak Salim //foto: dokumen WAPR

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/figo/inilah-rumah-orang-kaya-itu_574061b908b0bdda08bf0a6d
Rumah Pak Salim //foto: dokumen WAPR

Bahkan, yang membuat kita terhenyak adalah ketika sebuah komunitas sosial Solidaritas Wajah Pribumi (WAPRI) yang berkantor pusat di Blitar bermaksud memberikan bantuan baik berupa uang ataupun paket sembako sekitar seminggu yang lalu, Pak Salim dengan halus menolaknya. Jawaban yang ia berikan sungguh bijak dan sangat menyentuh hati. "Pada saat kami mendapat satu amanah uang tunai sebesar Rp.1.000.000 (satu juta Rupiah) dari sahabat WAPRI untuk disampaikan kepada Pak salim, beliau menolaknya. Saat itu pada awalnya saya hanya menunjukkan amplopnya, tak menunjukkan nilai nominalnya.

Kemudian amplop itu saya buka dan saya hitung di depan beliau. Beliau tahu uang itu sebesar satu juta, namun beliau tetap menolak. Setelah agak saya paksa akhirnya alhamdulillah diterima. Namun, satu hal yang membuat saya terperanjat ketika beliau menggenggam tangan saya dan menaruh kembali amplop beserta uang itu sambil berkata : 'Uang ini saya terima, tapi tolong sampaikan kepada yang lebih berhak lagi.

Masih banyak di luar sana yang lebih membutuhkan daripada saya'," kata Ahmad Arif Affandi, salah satu aktivis sosial dari WAPRI ketika menceritakan kunjungannya ke rumah Pak Salim kepada penulis. Aktivis sosial WAPRI sudah tiga kali mengunjungi rumah Pak Salim untuk bersilaturahim. Pada kunjungan yang ketiga, Minggu (15/5/2016) yang lalu, Ahmad Arif Affandi dkk membawa paket sembako dan bermaksud memberikannya kepada Pak Salim, namun lagi-lagi, Pak Salim menolaknya.

Kejadian tersebut membuktikan bahwa jiwa seorang Pak Salim adalah jiwa yang sangat mensyukuri nikmat yang dianugerahkan Tuhan kepada dirinya. Ia begitu menjaga harga dirinya, serta mampu menjalani hari-harinya dengan sabar. Ikhlas atas ketentuan Illahi Robby. Padahal, di zaman sekarang banyak orang yang entah sadar atau tidak, sengaja me-miskin-kan dirinya demi sebuah nafsu dan ambisi. Hilang malu dan nurani.

Sukanya menerima tetapi enggan memberi! Ya, di rumah kecil berdinding bambu dan berlantaikan tanah tersebut hidup seorang Pak Salim yang 'kaya'. Dengan mempertebal iman dan tak banyak keinginan, Pak Salim mampu hidup dengan damai dan nyaman dalam kesederhanaan. Bahkan, nuraninya mampu melihat bahwa di luar sana masih banyak orang-orang yang hidupnya jauh lebih memprihatinkan dari dirinya.

Tulisan ini tidak ada maksud dan tujuan apa-apa selain sebagai sebuah perenungan bahwa ketenteraman hidup tidak semata-mata ditentukan oleh harta dan tahta. Tulisan ini juga ungkapan sebuah fakta betapa sangat kontras dan begitu lebarnya gap kesenjangan sosial antara si miskin dan si kaya di negeri tercinta Indonesia.

Kehidupan Pak Salim yang lugu, polos dan sederhana bertolak belakang dengan moral (sebagian) oknum penguasa yang masih sering bermain-main dengan uang haram yang taruhannya tidak sekedar rompi oranye KPK tetapi juga harga diri di mata masyarakat serta pertanggung jawaban perbuatannya kelak di hadapan Tuhan meski sebenarnya mereka sudah kaya dan berlimpah harta.

Ya, di rumah kecil berdinding bambu dan berlantaikan tanah tersebut hidup seorang Pak Salim yang 'kaya'. Menolak pemberian bukan karena kesombongan tetapi merasa cukup dan bersyukur. Nuraninya mampu melihat bahwa di luar sana masih banyak saudara-saudara kita yang lebih memerlukan uluran tangan.

Figo Kurniawan /figo Lahir di Malang 21 Juni.. sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 menjadi TKI di Malaysia.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/figo/inilah-rumah-orang-kaya-itu_574061b908b0bdda08bf0a6d
Figo Kurniawan /figo Lahir di Malang 21 Juni.. sejak 1997 menjadi warga Kediri, sejak 2006 menjadi TKI di Malaysia.

Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/figo/inilah-rumah-orang-kaya-itu_574061b908b0bdda08bf0a6d
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/figo/inilah-rumah-orang-kaya-itu_574061b908b0bdda08bf0a6d

Warga Sipil Dilarang Keras Memakai Baju Turn Back Crime

Warga Sipil Dilarang Keras Memakai Baju Turn Back Crime
Bagi warga sipil yang sering mengenakan baju Turn Back Crime biar kelihatan gaul, siap-siap saja untuk menyimpan dengan rapi baju kesayangan anda tersebut dalam lemari.

Menurut berita,Kepala Kepolisian Republik Indonesia (Kapolri) Jendral Badrodin Haiti, mengeluarkan surat larangan terhadap masyarakat atau sipil menggunakan atribut berkenaan dengan Turn Back Crime.

Hal ini dilakukan untuk menyikapi begitu banyaknya pelaku tindakan kejahatan yang menggunakan baju ini, ketika melancarkan aksinya sehingga secara tidak langsung mencoreng nama institusi POLRI.

Banyaknya tindak kejahatan bermodalkan kaos Turn Back Crime menjadi perhatian khusus Kapolri, dan mengeluarkan surat edaran khusus larangan penggunaan kaos tersebut.

Kepada warga Sipil yang terdapat menggunakan kaos bertuliskan Turn Back Crime, siap-siap saja bakal dikenai hukuman tiga bulan kurungan penjara.

Namun belum disebutkan bagaiman pelaksanaan penertiban atribut Turn Back Crime tersebut, apakah dalam bentuk operasi/ Razia atau tangkap di tempat bagi warga sipil yang kedapatan menggunakan atribut tersebut.

Selain itu terlebih dahulu harus disosialisasikan aturan tersebut kepada masyarakat, karena tidak semua orang yang menggunakan baju Turn Back Crime bertujuan melakukan tindak kejahatan.

Beberapa teman saya mengaku bahwa menggunakan kaos Turn Bike Crime hanya untuk kelihatan keren, sebagian lagi malah ingin menunjukkan dukungan kepada institusi POLRI dengan cara menggunakan kaos tersebut,mulia bukan? Kampanye Turn Back Crime sendiri disuarakan oleh Interpol pada sidang tahunan di Lyon, Perancis pada 2014.

Interpol merayakan satu abad hari jadi mereka yang beranggotakan 190 negara. Tujuannya adalah agar masyarakat mau ngasih perhatian terhadap kejahatan di sekitar mereka. Sebuah kejahatan bisa aja jadi akar kejahatan yang lain.

Brand 'Turn Back Crime' sendiri udah diperkenalkan pihak kepolisian sejak November 2015. Kata Kapolda Metro Jaya Tito Karnavian pada saat itu: "Kami memperkenalkan brand 'Turn Back Crime' pertama-tama untuk menularkan semangat memerangi kejahatan bersama masyarakat. Kedua, supaya masyarakat bisa menilai gimana kinerja reserse." katanya.

Kata Tito lagi, brand tersebut dicetuskan oleh Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Komisaris Besar Khrisna Murti yang ikutan juga pas memburu teroris di Sarinah. Kaos dijual dengan harga Rp 150 ribu, sementara polo shirt Rp 200 ribu. Namun Bukan orang Indonesia namanya jika tidak cepat menangkap peluang, brand turn back crime jadi lahan bisnis baru yang menggiurkan.

Saat ini selain kaos, benda lain yang dijual antara lain, jaket, payung, boneka, pin, stiker, mug, dan jam dinding.Kalau semuanya orisinill sih tidak masalah, yang menjadi permasalahan adalah banyaknya produk-produk bajakan yang menggunakan brand Turn Back Crime.


Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/emilsiallagan/hati-hati-pakai-kaos-turn-back-crime-bisa-dihukum-3-bulan-penjara_57432b81c5afbd970bb188b7

Thursday 5 May 2016

Strudel Malang Makanan Khas Malang yang lagi Populer

Strudel Malang Makanan Khas Malang yang lagi Populer
Strudel nama sebuah makanan yang saat ini lagi booming sebagai oleh-oleh khas kota Malang. Strudel adalah kue yang berlapis yang pembuatanya terbuat dari pastry dan di isi buah appel dan manisan.

Strudel pada awalnya kue ini hanya berisi custard susu dan bukan berisi buah-buahan. Strudel adalah Kue hasil buatan di jaman Hasburg Empire (1278 - 1780) di Austria. Awal dari makanan ini diperkirakan ditemukan oleh bangsa Yunani dan Turki yang di kenal sebagai Backlava.

Makanan yang mudah di buat dan berbahan murah, sehingga pada jaman itu semua rakyat dapat menikmatinya. Sejalannya waktu dan penjajahan Empire of Austria pada negara negara di benua eropa,kue ini dipengaruhi oleh negara lain, seperti di Turki, Swiss, Paris, BelAnda dan lainnya. Salah satu contoh dari perkembangan kue ini, bukan hanya apel saja, di Balkan,strudel ini berisi cherry.

Saking populernya, makanan ini menjadi makanan favorit rakyat Austria, Jerman dan negara Eropa lainnya. Di Eropa, Strudel yang terkenal dan favorit adalah yang berisi buah apel. Di Jerman sering disebut dengan apfel strudel.

Di Indonesia Kue Strudel cukup terkenal walau bukan makanan favorit bagi orang Indonesia. Di tahun 2015 Strudel cukup boming di Kota Malang Jawa Timur, bahkan sudah jadi oleh-oleh khas kota Malang dengan nama Strudel Malang.

Strudel Malang di Populerkan oleh pasangan Artis Indonesia yaitu Teuku Wisnu dan Shireen Sungkar, dari seringnya pasangan artis ini jalan-jalan ke kota wisata Malang, mereka punya ide membuat kue Strudel berisi buah khas kota Malang.

Pasangan artis ini berpikir bahwa mungkin cocok untuk membuat Strudel khas Malang, karena Malang juga terkenal sebagai penghasil apel berkualitas. Strudel yg asli Austria inipun dimodifikasi disesuaikan dengan taste lokal melalui chef profesional.

Mulai dibuka pada 20 Desember 2014 lalu, banyak komentar positif tentang rasa lezat Malang Strudel ini. Banyak pula pesanan dari luar kota, namun mohon maaf Malang Strudel hanya bisa dibeli di kota Malang, agar kue ini juga bisa menjadi Oleh-oleh khas kota Malang yang tidak dijual di kota lainnya.

Apa saja bahan yang diperlukan untuk membuat kue Strudel Malang :

1. Bahan Kulit

150 gram tepung terigu protein tinggi
60 ml air
15 ml olive oil
1/2 sendok teh garam
1 sendok teh gula pasir halus
1 butir telur

2. Bahan Isi

600 gram apel malang, kupas, potong kotak kecil
30 gram kismis
50 gram biskuit putih, haluskan
30 gram gula pasir

3. Bahan Olesan
1 sendok makan margarin, lelehkan
2 sendok teh olive oil

4.Bahan Taburan :

1 sendok makan gula tepung

Cara Membuat  Apple Strudel :

Kulit, campur tepung terigu, air, olive oil, garam, gula pasir, dan telur. Kocok dengan mixer spiral sampai elastis. Bungkus plastik. Simpan dalam kulkas 1 jam.
Isi, campur apel, kismis, biskuit, gula pasir, dan kayumanis bubuk. Aduk rata.
Giling adonan kulit sampai dengan ukuran 40×40 cm. Oleskan olive oil. Tuang isi di satu sisi kulitnya. Gulung.
Letakkan dalam loyang yang dioles margarin. Oleskan olive oil. Oven dengan api bawah suhu 180 derajat celcius 35 menit sampai matang.
Sajikan apple strudel setelah ditabur gula tepung.

Bagi pecinta kuliner silahkan mencoba rasa strudel Malang ini

Saturday 30 April 2016

Buruh Dilarang Unjuk Rasa di Bundaran HI

Buruh Dilarang Unjuk Rasa di Bundaran HI
Pada hari buruh tahun ini, Para buruh dilarang berunjuk rasa di sekitaran Bundaran HI saat memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada, Minggu (1/5/2016).

Larangan tersebut mengacu pada imbauan yang dikeluarkan Polda Metro Jaya pada Jumat kemarin.

Sebelumnya, Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Nandang Jumantara mengatakan, buruh hanya diperkenankan berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Bundaran Patung Arjuna Wijaya, dan di depan Gedung Parlemen.

"Berdasarkan peraturan gubernur, untuk unjuk rasa hanya ditentukan 100 meter setelah pagar batas Istana, di Gedung DPR dan di dekat patung kuda. Itu sementara ini di dalam peraturan gubernur (yang) diperbolehkan," kata Nandang di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/4/2016).

Nandang mengatakan, kepolisian telah melakukan antisipasi jika nantinya ada aksi jalan kaki menuju Istana Negara, yang tentunya melewati Bundaran HI.

Peringatan May Day jatuh bersamaan dengan pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day yang rutin dilaksanakan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin setiap Minggu dari pukul 06.00-11.00.

"Tentu ada cara-cara. Kami tutup dan akan dikawal. Kalau ke Gedung DPR langsung unjuk rasa di sana, parkir sudah kita sediakan, termasuk yang ke depan Istana Negara," ujar dia.

Diperkirakan jumlah massa buruh saat memperingati aksi May Day berjumlah 50.600 orang.

Selain dari Jakarta, massa buruh juga berasal dari sejumlah wilayah, seperti Bogor, Bandung, Tangerang, Cirebon, Bekasi, Cilegon, Depok, Subang, Purwakarta dan Karawang.

Puncak peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta akan dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno pada Minggu pukul 13.00 WIB.

Friday 29 April 2016

Makanan Khas Jawa Timur Pecel atau Nasi Pecel

Makanan Khas Jawa Timur Pecel atau Nasi Pecel
Bagi orang Indonesia khususnya Jawa pasti tau Pecel(diremukan), pecel adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Asal kata dan daerah pecel belum diketahui secara pasti dari daerah mana, tetapi dalam bahasa Jawa, pecel dapat diartikan berbagai arti seperti diremukan, tumbuk atau dihancurkan dengan cara ditumbuk.

Bagi orang Jawa Timur Pecel diperkirakan berasal dari Madiun, Jawa Timur, karena bumbu sambal kacang yang digunakan dalam campuran pecel mirip dengan yang digunakan sebagai bumbu sate Ponorogo. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado yang dibedakan dengan campuran bahan dan  bumbunya.

Dari manapun asalnya pecel punya ciri khas daerah masing-masing, seperti pecel Blitar tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih. sebagai penyedap, pecel blitar menggunakan daun jeruk dan buah asem. Terkadang pecel di Blitar juga dicampur dengan serundeng atau pun rawon.

Berbeda dengan ciri khas pecel Madiun, Kediri, Malang, dan daerah lain yang ada di Jawa Timur. Tapi yang cukup terkenal dengan pecelnya adalah Madiun, yang konon asal muasal pecel Jawa Timur dari sana.

Bahan khas pecel dan isinya:


isi pecel
- Tauge
- Bayam / kangkung
- Kacang panjang
- Kemangi

Bahan bumbu

- kacang tanah (digoreng)
- bawang putih (digoreng utuh)
- kencur
- cabai rawit merah (sesuai selera) direbus
- lembar daun jeruk purut
- gula merah
- garam
- asam jawa
- air matang

dan jangan lupa peyeknya.

Thursday 28 April 2016

Polda Jatim Mengamankan empat PSK di Bawah Umur di Wisma Tretes

Polda Jatim Mengamankan empat PSK di Bawah Umur di Wisma Tretes 
Polda Jatim berhasil membongkar praktik prostitusi di kawasan Wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.  Petugas menangkap dua orang mucikari dan mengamankan empat gadis belia dari sembilan orang yang dijadikan sebagai PSK di sebuah wisma Tretes.

Kombes Pol Prabowo Agro Yuwono, Kabid Humas Polda Jatim  mengatakan, penangkapan terhadap mucikari yang membuka praktik prostitusi di kawasan Wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan ini dilakukan oleh petugas Unit Asusila Subdit Remaja Anak dan Wanita Ditreskrimum Polda Jatim, Selasa sore 26 April kemarin sore.

“Awal terbongkarnya kasus perdagangan wanita bawah umur ini berawal dari informasi masyarakat dengan adanya laporan adanya  PSK yang masih di bawah umur  dan beraktivitas di salah satu wisma di kawasan Wisata Tretes, Pasuruan Jawa Timur, “ ungkap Kombes Prabowo Agro Yuwono.

Anggota Unit Renata Polda Jatim, langsung melakukan penangkapan terhadap FD mucikari yang sekaligus kasir di Wisma Artomoro  Art, Tretes,  Pasuruan. Selain itu petugas turut menangkap DH yang di duga sebagai pemilik wisma.

Jajaran anggota Ditreskrimum Polda Jatim, masih melakukan penyidikan lebih lanjut. Saat ini masih memeriksa empat orang gadis belia yang masih berusia 16-17 tahun, yang dipekerjakan di wisma milik tersangka.

Tuesday 26 April 2016

Asal usul Indonesia dan Sejarah Nusantara

Asal usul Indonesia dan Sejarah Nusantara
Nusantara atau Republik Indonesia (RI), negara yang berada di wilayah Asia Tenggara dan diantara dua benua yaitu Benusa Asia dan Australia. Indonesia juga negara yang dilewati garis khatulistiwa, dan berada diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia negara dengan kepulauan terbanyak di dunia, dengan terdiri dari 13.466 pulau dan kekayaan alam yang melimpah.

Sejarah awal Indonesia berdasarkan peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Nusantara telah mulai berpenghuni antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu.

Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi.

Sebagai Negara atau Pulau yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, Indonesia telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Tiongkok selama beberapa abad.Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.

Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara.

Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Tiongkok Selatan. Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan.

Di akhir abad ke-13, Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.

Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15. Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Presiden Jokowi Memerintahkan Menko Polhukam Mencari Kuburan Massal Korban Tragedi 65

Presiden Jokowi Memerintahkan Menko Polhukam Mencari Kuburan Massal Korban Tragedi 65
Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mencari kebenaran perihal kuburan massal korban tragedi 65. Presiden ingin mengetahui kepastian ada tidaknya ratusan ribu orang yang merenggang nyawa pada tragedi tersebut. Pemerintah tak pernah menemukan adanya kuburan massal orang-orang yang dicap simpatisan dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menko Polhukam, mengatakan, "Presiden tadi memberitahu bahwa memang disuruh cari saja kalau ada kuburan massalnya itu. Jadi selama ini berpuluh-puluh tahun kita selalu dicekoki bahwa sekian ratus ribu yang mati. Padahal sampai hari ini belum pernah kita menemukan satu kuburan massal,".

Bahkan Menko Polhukam, menantang LSM maupun pengamat yang mengklaim mengetahui adanya kuburan massal, untuk memberitahu kepada pemerintah. Luhut berjanji akan langsung mendatangi lokasi kuburan massal yang dimaksud.

Sebenarnya kuburan massal korban tragedi 65 bukan hanya isapan jempol saja. Beberapa bukti sejarah mengarah adanya pemakaman massal simpatisan PKI yang dibunuh setelah tragedi G30S. Tapi kepastian total dari jumlah korban 65, masih simpang siur tidak ada kepastian jumlah korban tragedi 65.

Berbagai versi tentang jumlah korban tragedi 65, saling berbeda jauh.

Beberapa fakta kuburan massal yang pernah tergali.

Kuburan massal di Semarang

Setahun sebelum ditemukannya kuburan massal di Jembrana, Bali, heboh penemuan kuburan simpatisan PKI juga terjadi di Kampung Plumbon, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Mangkang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya November 2014. Salah satu korban peristiwa tragedi 65 di Kota Semarang yang sampai saat ini masih berada di kuburan massal diduga Soesetyo, bupati Kendal yang menjabat pada masa itu.

Fakta itu diungkapkan oleh pegiat budaya dan penyair yang berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kelana Siwi. Fakta tersebut diperolehanya saat beberapa waktu lalu dirinya bertemu dengan salah seorang saksi mata kejadian pembantaian masal tragedi 65' di Kota Semarang, Mukrom (74), warga Desa Pidodo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Mukrom merupakan salah satu korban Peristiwa Tragedi 65 yang ditawan di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang dulunya adalah Ketua Commitee Resort Partai Komunis Indonesia (PKI) Desa Pidodo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Berdasarkan keterangan Mukrom ini, identitas korban lainnya selain Soesatyo yang baru diketahui adalah Mutiah (warga Patebon guru TK Melati Kendal, anggota Gerwani), Sakroni (ketua Commitee Subseksi PKI Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal). Ada pula nama Darsono (warga Margorejo Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, dulunya merupakan anggota Pemuda Rakyat), dan Dulkamid (warga Kelurahan Pidodo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, dulu merupakan Ketua Commitee Subseksi PKI Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal).

Jumlah korban, menurut Mukrom ada 21 orang. Keterangan jumlah ini berbeda dengan versi warga Wonosari yang menyebut ada 24 orang, versi warga lainnya ada yang menyebut ada 12 orang.

"Korban dibawa ke Wonosari sore hari dengan truk. Hanya menurut warga Wonosari kedatangan korban ke Wonosari ini adalah pada saat malam hari. Jadi sebelum sampai di Wonosari sempat dibawa ke mana belum diketahui," ujarnya.

Perkumpulan Masyarakat Semarang untuk Hak Asasi Manusia (PMS-HAM) telah melaporkan temuan situs kuburan massal korban Tragedi 1965/1966 ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Beberapa waktu lalu kami berkirim surat ke Komnas HAM untuk berkonsultasi apakah terhadap jenazah-jenazah yang menurut warga berjumlah 24 korban dalam dua lubang makam dapat dikuburkan kembali secara layak," ujar konvokator PMS-HAM, Yunantyo Adi kepada merdeka.com, Senin (17/11/2014).

Yunantyo bersama dua mahasiswa S2 Program Magister Ilmu Hukum Undip, Rian Adhivira dan Unu P Herlambang mengaku telah ke lokasi situs kuburan massal tersebut beberapa kali dan melakukan wawancara dengan warga. Termasuk sejumlah warga yang dulu menguruk dua lubang waktu selepas eksekusi pada tahun 1966.

"Penguburan secara layak itu ya didoakan dan disalati oleh pemuka-pemuka agama, ya Islam, Kristen, dan lainnya. Mereka dulu kan juga ada yang Islam, dan mungkin beragama lain, saat dieksekusi barangkali belum disalati," jelasnya.

Penguburan kembali itu, lanjut Iyas, selain dalam rangka kemanusiaan, merupakan simbol memaafkan saling luka-luka bangsa.

"Apa yang dipelopori Gus Dur, kemudian rekonsiliasi antara putra-putri Pak Harto, Jenderal A Yani, Jenderal Nasution, dan DN Aidit, terkait Tragedi 1965-1966 itu patut apresiasi dan dilanjutkan," ungkapnya.

Koordinator Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Rukardi Achmadi mengatakan, mereka yang dikuburkan di sana merupakan korban politik negeri di era peralihan kekuasaan. "Hanya karena euforia politik, dan Partai Komunis Indonesia menjadi tertuduhnya, mereka yang dituduh PKI tersebut dibunuh, dihilangkan, ditawan, diperkosa, diperbudak, dan sebagainya," tuturnya.

Kuburan massal di Jembrana, Bali

Pada Oktober 2015 dilakukan pembongkaran kuburan massal diduga eks anggota PKI di Jalan Banjar Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Pembongkaran dimulai sejak pagi sekira pukul 09.00 WIB, dengan pengawalan anggota Polres Jembrana dan aparat TNI serta Pecalang setempat.

Pembongkaran diawali dengan prosesi upacara khusus secara Hindu. Prosesi tersebut diikuti oleh ratusan krama (warga) adat setempat serta beberapa keluarga jenazah dan disaksikan Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa serta sejumlah saksi.

Hasilnya ada sembilan kuburan yang diduga eks anggota PKI yang bakal dibongkar dan telah diberi tanda oleh panitia. Dari sembilan kuburan yang akan dibongkar, tujuh orang merupakan warga lokal, satu orang warga asal Pandak, Tabanan dan satu orang lagi asal Kelurahan Lelateng, Kecanatan Negara, Jembrana. Kuburan tersebut terletak di pinggir Jalan Mesean dekat SDN 3 Batuagung.

Dari sembilan kuburan yang akan dibongkar, ada tiga kuburan yang berhasil ditemukan dan hanya tinggal tulang belulang, yaitu tulang lengan dan pecahan tulang tengkorak. Tulang belulang yang ditemukan di kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanah tersebut diambil pihak keluarga masing-masing untuk dikumpulkan di dalam dulang, beralaskan kain putih.

Ditemukannya lokasi kuburan yang diduga eks anggota PKI ini tidak lepas dari penuturan Kakiang (Kakek) Kerende (96), salah seorang warga Mesean yang merupakan saksi peristwa.

"Mereka itu dikubur di bulan awal-awal tahun 1966. Setelah kejadian G30S PKI di Jawa," terangnya dalam bahasa Bali.

Menurutnya, setelah kasus G30S PKI di Jawa pecah dan para anggota PKI berhasil ditumpas, para anggota PKI di Jembrana semuanya menyerah.

"Termasuk yang di Mesean ini. Para anggota PKI yang memang warga sini tidak ada yang berani melawan. Semuanya menyerah," tuturnya.

Setelah itu di Banjar Mesean menurut Kakiang Kerende, para anggota PKI semuanya ditangkap dan dikumpulkan. Tidak ada perlawanan, mereka hanya pasrah.

"Mereka lantas digiring ke tempat ini (tempat kuburan massal). Kemudian mereka dibariskan dan dibunuh secara bersamaan. Saya sendiri melihatnya sambil mengintip di balik semak-semak bersama beberapa pemuda kala itu," ujarnya.

Yang dari Tabanan itu memang tinggal di sini beberapa hari sebelum dibantai. Dia kabur dari Tabanan ke sini karena takut ditangkap. Begitu pula yang dari Leteng," imbuhnya, seraya meyakinkan hanya jumlah tersebut yang dilihatnya. Untuk korban yang lainnya, dirinya tidak tahu. Lebih lanjut Kerende mengatakan korban eks PKI dieksekusi warga dengan menggunakan pedang. Tidak satu pun ada yang menggunakan senapan atau bedil.

"Mereka memang anggota PKI, tapi setahu saya mereka tidak melakukan pemberontakan. Saat itu memang ada perintah untuk menangkap dan menumpas anggota PKI, seperti daerah-daerah lainnya," kata kakek berjenggot putih ini.

Setelah ditelusuri, ternyata penggalian kuburan eks korban PKI di wilayah Batu Agung, Jembrana di Bali pernah dilakukan. Pada tahun 1984 saat dilakukan penyisiran, di tempat ini terdapat 11 jasad yang berhasil diangkat dan dipindahkan ke kuburan oleh pihak keluarga.

Sayangnya saat itu tidak dilanjutkan penggalian atau pencarian. Hingga berjalan puluhan tahun, pihak tokoh masyarakat mendatangi orang pintar terkait seringnya ada kejdian aneh di desanya. Dari hasil datang ke orang pintar, terlihat masih ada banyak lagi korban eks PKI yang dikubur secara massal di jalan.

Sunday 24 April 2016

Rawon atau Nasi Rawon

Rawon atau Nasi Rawon
Ngomongin Rawon pasti banyak ragam dan asalnya, soalnya makanan yang namanya rawon bukan hanya ada di jawa Timur saja, di Jawa Tengah Rawon atau nasi rawon juga ada dan cukup terkenal. Tapi jangan dikira sama nama boleh sama tapi beda isinya, antara rawon Jawa Timur dan Rawon Jawa Tengah.

Di Jawa Timur sendiri Rawon macam-macam jenisnya, ada rawon nguling Pasuruan, Rawon Surabaya, Rawon Malang, Rawon Mojokerto.

Biarpun rawon macamnya banyak di Tawa Timur, tapi bumbu dasar dan isinya tetep sama Kluwek dan daging sapi.

Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek. Di luar negeri, rawon disebut sebagai black soup.

Citarasa rawon yang manis gurih dengan warna kuah hitam dan aromanya yang khas, karena efek dari kluwek bumbu utama rawon. Untuk mendapat citarasa yang kuat harus bisa memilih kluwek yang tepat.

Kluwek merupakan sejenis tanaman yang bijinya berbentuk bulat/ovale /agak pipih dan kulitnya keras seperti batu. Untuk memanfaatkan Kluwek, kita harus memecahkan kulitnya dan mengambil isinya yang lunak berwarna cokelat kehitaman.

Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawang, kerupuk udang, daging sapi goreng (empal) dan sambal.

Saturday 23 April 2016

Asal usul dan Sejarah Kota Semarang Ibu Kota Jawa Tengah

Kota Semarang Ibu Kotanya Jawa Tengah, dengan Luas Kota 373.67 km2, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.

Kota Semarang dengan Daerah dataran rendah yang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob).

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.

Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Friday 22 April 2016

Sate Klopo Makanan Khas dari Kota Pahlawan Surabaya

 Sate Klopo Makanan Khas dari Kota Pahlawan Surabaya
Yang namanya sate memang dimanapun hampir mirip ditusuk dan dibakar. Tapi kalo Sate Klopo ini agak beda dikit, Diliat dari namanya kamu mungkin menebak kalau kata ‘klopo’ sama dengan kelapa yang udah disangrai dan dikasih bumbu dicampur sama daging, trus dibentuk bulat-bulat dan dibakar. Membakarnya juga ngga sampe hangus banget kayak sate pada umumnya, travelers.

Ada beberapa pilihan sate klopo, daging sapi, ayam, udang, sumsum dan usus. Kalo udah selesai dibakar akan disajikan bersama bumbu yang ngga beda jauh sama bumbu sate ayam atau kambing yang biasa lewat di depan rumah kamu. Yaitu bumbu kacang dengan irisan bawang merah dan cabe. Tapi bumbu kacang Sate Klopo Ondomohen lebih halus dan rasanya juga lebih gurih. Klop deh sama Sate Klopo Ondomohen yang gede-gede dan kalo digigit teksturnya terasa lembut di lidah.
Bagi para pembaca yang belum pernah tau rasanya sate klopo silah kan datng ke SUrabaya, di kota pahlawan ini bertebaran penjual sate klopo.

Untuk Harga sate klopo rata-rata di kota pahlawan ini dipatok harga 15 ribu sampai 20 ribu perporsinya, untuk satu porsi sate klopo berisi 10 tusuk sate plus nasi putih.

Mahasiswa Asal Jember Tewas Tenggelam di Coban Tundo Malang

Mahasiswa Asal Jember Tewas Tenggelam di Coban Tundo Malang
Dua mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya tewas tenggelam di air terjun Coban Tundo Telu di kabupaten Malang (21/4/2016). Korban yakni Mohammd Taufiq Bahtiar (24) beralamat di Dusun Kebonan RT 1/RW 5 Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember dan Muhamad Fafild Hasbullah (24) warga Desa Sumberdadi Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.

Dua jasad korban yang  tenggelam di dasar air terjun, berhasil di evakuasi tim gabungan,jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dlakukan autopsi.


Dua korban tewas merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (Unibraw),keduanya diketahui singgah ke air terjun Coban Tundo Telu, Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Rabu (20/4/2016) sore.

Keduanya datang mengendarai motor Yamaha Vision P 3365 MT. Namun, hingga dilakukan penutupan area wisata lantaran hujan deras, keduanya tidak kunjung mengambil kendaraannya.

Petugas parkir, David Firmanto (15) dan Riki Setiawan (18), dibuat kebingungan dan mencoba mencari keberadaan kedua korban. Kala itu, diketahui kedua korban nekat naik ke atas menuju air terjun.

"Saksi menemukan sebuah tas rangsel warna abu-abu dan tas kecil warna hitam. Di atasnya ditemukan juga Hp dan sepasang sepatu serta pakaian. Di dalam tas itu ditemukan juga SIM dan KTP. Melihat itu, saksi kemudian melapor kepada warga dan kepala desa," ungkap AKP Timbul Wahono, Kapolsek Sumbermanjing Wetan.

AKP Timbul Wahono menambahkan, upaya pencarian kemudian dilakukan bersama tim gabungan. Saat itu diduga kuat korban tenggelam di dasar air terjun, yang memiliki kedalaman sekitar 6 meter.

Thursday 21 April 2016

Asal usul Kota Bandung Ibu Kota Jawa Barat dan Sejarahnya

Asal usul Kota Bandung Ibu Kota Jawa Barat dan Sejarahnya 
Bandung Ibu Kota Jawa Barat atau sering disebut Paris Van Java, Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.

Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.

Kota Bandung berasal dari Kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan, bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung.

Perahu Bandung digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Ada Tafsiran lain asal usul kata Bandung yang juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi.

Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.

Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi.

Langit yang berada di luar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau SangHyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.

Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau.

Kisah Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.

Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana, untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota), dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu.

Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.