Saturday 30 April 2016

Buruh Dilarang Unjuk Rasa di Bundaran HI

Buruh Dilarang Unjuk Rasa di Bundaran HI
Pada hari buruh tahun ini, Para buruh dilarang berunjuk rasa di sekitaran Bundaran HI saat memperingati Hari Buruh Internasional atau May Day yang jatuh pada, Minggu (1/5/2016).

Larangan tersebut mengacu pada imbauan yang dikeluarkan Polda Metro Jaya pada Jumat kemarin.

Sebelumnya, Wakapolda Metro Jaya Brigadir Jenderal Nandang Jumantara mengatakan, buruh hanya diperkenankan berunjuk rasa di depan Istana Kepresidenan, Bundaran Patung Arjuna Wijaya, dan di depan Gedung Parlemen.

"Berdasarkan peraturan gubernur, untuk unjuk rasa hanya ditentukan 100 meter setelah pagar batas Istana, di Gedung DPR dan di dekat patung kuda. Itu sementara ini di dalam peraturan gubernur (yang) diperbolehkan," kata Nandang di Mapolda Metro Jaya, Jumat (29/4/2016).

Nandang mengatakan, kepolisian telah melakukan antisipasi jika nantinya ada aksi jalan kaki menuju Istana Negara, yang tentunya melewati Bundaran HI.

Peringatan May Day jatuh bersamaan dengan pelaksanaan hari bebas kendaraan bermotor atau car free day yang rutin dilaksanakan di sepanjang Jalan Sudirman-Thamrin setiap Minggu dari pukul 06.00-11.00.

"Tentu ada cara-cara. Kami tutup dan akan dikawal. Kalau ke Gedung DPR langsung unjuk rasa di sana, parkir sudah kita sediakan, termasuk yang ke depan Istana Negara," ujar dia.

Diperkirakan jumlah massa buruh saat memperingati aksi May Day berjumlah 50.600 orang.

Selain dari Jakarta, massa buruh juga berasal dari sejumlah wilayah, seperti Bogor, Bandung, Tangerang, Cirebon, Bekasi, Cilegon, Depok, Subang, Purwakarta dan Karawang.

Puncak peringatan Hari Buruh Internasional di Jakarta akan dilaksanakan di Stadion Gelora Bung Karno pada Minggu pukul 13.00 WIB.

Friday 29 April 2016

Makanan Khas Jawa Timur Pecel atau Nasi Pecel

Makanan Khas Jawa Timur Pecel atau Nasi Pecel
Bagi orang Indonesia khususnya Jawa pasti tau Pecel(diremukan), pecel adalah makanan yang menggunakan bumbu sambal kacang sebagai bahan utamanya yang dicampur dengan aneka jenis sayuran. Asal kata dan daerah pecel belum diketahui secara pasti dari daerah mana, tetapi dalam bahasa Jawa, pecel dapat diartikan berbagai arti seperti diremukan, tumbuk atau dihancurkan dengan cara ditumbuk.

Bagi orang Jawa Timur Pecel diperkirakan berasal dari Madiun, Jawa Timur, karena bumbu sambal kacang yang digunakan dalam campuran pecel mirip dengan yang digunakan sebagai bumbu sate Ponorogo. Makanan ini juga mirip dengan gado-gado yang dibedakan dengan campuran bahan dan  bumbunya.

Dari manapun asalnya pecel punya ciri khas daerah masing-masing, seperti pecel Blitar tekstur bumbu kacang pecel Blitar lebih halus, sedikit lebih berminyak, dan bercita rasa manis dan gurih. sebagai penyedap, pecel blitar menggunakan daun jeruk dan buah asem. Terkadang pecel di Blitar juga dicampur dengan serundeng atau pun rawon.

Berbeda dengan ciri khas pecel Madiun, Kediri, Malang, dan daerah lain yang ada di Jawa Timur. Tapi yang cukup terkenal dengan pecelnya adalah Madiun, yang konon asal muasal pecel Jawa Timur dari sana.

Bahan khas pecel dan isinya:


isi pecel
- Tauge
- Bayam / kangkung
- Kacang panjang
- Kemangi

Bahan bumbu

- kacang tanah (digoreng)
- bawang putih (digoreng utuh)
- kencur
- cabai rawit merah (sesuai selera) direbus
- lembar daun jeruk purut
- gula merah
- garam
- asam jawa
- air matang

dan jangan lupa peyeknya.

Thursday 28 April 2016

Polda Jatim Mengamankan empat PSK di Bawah Umur di Wisma Tretes

Polda Jatim Mengamankan empat PSK di Bawah Umur di Wisma Tretes 
Polda Jatim berhasil membongkar praktik prostitusi di kawasan Wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan, Jawa Timur.  Petugas menangkap dua orang mucikari dan mengamankan empat gadis belia dari sembilan orang yang dijadikan sebagai PSK di sebuah wisma Tretes.

Kombes Pol Prabowo Agro Yuwono, Kabid Humas Polda Jatim  mengatakan, penangkapan terhadap mucikari yang membuka praktik prostitusi di kawasan Wisata Tretes, Kabupaten Pasuruan ini dilakukan oleh petugas Unit Asusila Subdit Remaja Anak dan Wanita Ditreskrimum Polda Jatim, Selasa sore 26 April kemarin sore.

“Awal terbongkarnya kasus perdagangan wanita bawah umur ini berawal dari informasi masyarakat dengan adanya laporan adanya  PSK yang masih di bawah umur  dan beraktivitas di salah satu wisma di kawasan Wisata Tretes, Pasuruan Jawa Timur, “ ungkap Kombes Prabowo Agro Yuwono.

Anggota Unit Renata Polda Jatim, langsung melakukan penangkapan terhadap FD mucikari yang sekaligus kasir di Wisma Artomoro  Art, Tretes,  Pasuruan. Selain itu petugas turut menangkap DH yang di duga sebagai pemilik wisma.

Jajaran anggota Ditreskrimum Polda Jatim, masih melakukan penyidikan lebih lanjut. Saat ini masih memeriksa empat orang gadis belia yang masih berusia 16-17 tahun, yang dipekerjakan di wisma milik tersangka.

Tuesday 26 April 2016

Asal usul Indonesia dan Sejarah Nusantara

Asal usul Indonesia dan Sejarah Nusantara
Nusantara atau Republik Indonesia (RI), negara yang berada di wilayah Asia Tenggara dan diantara dua benua yaitu Benusa Asia dan Australia. Indonesia juga negara yang dilewati garis khatulistiwa, dan berada diantara Samudra Pasifik dan Samudra Hindia.

Indonesia negara dengan kepulauan terbanyak di dunia, dengan terdiri dari 13.466 pulau dan kekayaan alam yang melimpah.

Sejarah awal Indonesia berdasarkan peninggalan fosil-fosil Homo erectus, yang oleh antropolog juga dijuluki "Manusia Jawa", menimbulkan dugaan bahwa kepulauan Nusantara telah mulai berpenghuni antara dua juta sampai 500.000 tahun yang lalu.

Bangsa Austronesia, yang membentuk mayoritas penduduk pada saat ini, bermigrasi ke Asia Tenggara dari Taiwan. Mereka tiba di sekitar 2000 SM, dan menyebabkan bangsa Melanesia yang telah ada lebih dahulu di sana terdesak ke wilayah-wilayah yang jauh di timur kepulauan. Kondisi tempat yang ideal bagi pertanian, dan penguasaan atas cara bercocok tanam padi setidaknya sejak abad ke-8 SM, menyebabkan banyak perkampungan, kota, dan kerajaan-kerajaan kecil tumbuh berkembang dengan baik pada abad pertama masehi.

Sebagai Negara atau Pulau yang terletak di jalur perdagangan laut internasional dan antar pulau, Indonesia telah menjadi jalur pelayaran antara India dan Tiongkok selama beberapa abad.Sejarah Indonesia selanjutnya mengalami banyak sekali pengaruh dari kegiatan perdagangan tersebut.

Di bawah pengaruh agama Hindu dan Buddha, beberapa kerajaan terbentuk di pulau Kalimantan, Sumatera, dan Jawa sejak abad ke-4 hingga abad ke-14. Kutai, merupakan kerajaan tertua di Nusantara yang berdiri pada abad ke-4 di hulu sungai Mahakam, Kalimantan Timur.

Di wilayah barat pulau Jawa, pada abad ke-4 hingga abad ke-7 M berdiri kerajaan Tarumanegara. Pemerintahan Tarumanagara dilanjutkan oleh Kerajaan Sunda dari tahun 669 M sampai 1579 M. Pada abad ke-7 muncul kerajaan Malayu yang berpusat di Jambi, Sumatera. Sriwijaya mengalahkan Malayu dan muncul sebagai kerajaan maritim yang paling perkasa di Nusantara.

Wilayah kekuasaannya meliputi Sumatera, Jawa, semenanjung Melayu, sekaligus mengontrol perdagangan di Selat Malaka, Selat Sunda, dan Laut Tiongkok Selatan. Di bawah pengaruh Sriwijaya, antara abad ke-8 dan ke-10 wangsa Syailendra dan Sanjaya berhasil mengembangkan kerajaan-kerajaan berbasis agrikultur di Jawa, dengan peninggalan bersejarahnya seperti candi Borobudur dan candi Prambanan.

Di akhir abad ke-13, Majapahit berdiri di bagian timur pulau Jawa. Di bawah pimpinan mahapatih Gajah Mada, kekuasaannya meluas sampai hampir meliputi wilayah Indonesia kini; dan sering disebut "Zaman Keemasan" dalam sejarah Indonesia.

Kedatangan pedagang-pedagang Arab dan Persia melalui Gujarat, India, kemudian membawa agama Islam. Selain itu pelaut-pelaut Tiongkok yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Zheng He) yang beragama Islam, juga pernah menyinggahi wilayah ini pada awal abad ke-15. Para pedagang-pedagang ini juga menyebarkan agama Islam di beberapa wilayah Nusantara. Samudera Pasai yang berdiri pada tahun 1267, merupakan kerajaan Islam pertama di Indonesia.

Presiden Jokowi Memerintahkan Menko Polhukam Mencari Kuburan Massal Korban Tragedi 65

Presiden Jokowi Memerintahkan Menko Polhukam Mencari Kuburan Massal Korban Tragedi 65
Presiden Joko Widodo menginstruksikan Menteri Koordinator Politik Hukum dan Keamanan Luhut Pandjaitan mencari kebenaran perihal kuburan massal korban tragedi 65. Presiden ingin mengetahui kepastian ada tidaknya ratusan ribu orang yang merenggang nyawa pada tragedi tersebut. Pemerintah tak pernah menemukan adanya kuburan massal orang-orang yang dicap simpatisan dan anggota Partai Komunis Indonesia (PKI).

Menko Polhukam, mengatakan, "Presiden tadi memberitahu bahwa memang disuruh cari saja kalau ada kuburan massalnya itu. Jadi selama ini berpuluh-puluh tahun kita selalu dicekoki bahwa sekian ratus ribu yang mati. Padahal sampai hari ini belum pernah kita menemukan satu kuburan massal,".

Bahkan Menko Polhukam, menantang LSM maupun pengamat yang mengklaim mengetahui adanya kuburan massal, untuk memberitahu kepada pemerintah. Luhut berjanji akan langsung mendatangi lokasi kuburan massal yang dimaksud.

Sebenarnya kuburan massal korban tragedi 65 bukan hanya isapan jempol saja. Beberapa bukti sejarah mengarah adanya pemakaman massal simpatisan PKI yang dibunuh setelah tragedi G30S. Tapi kepastian total dari jumlah korban 65, masih simpang siur tidak ada kepastian jumlah korban tragedi 65.

Berbagai versi tentang jumlah korban tragedi 65, saling berbeda jauh.

Beberapa fakta kuburan massal yang pernah tergali.

Kuburan massal di Semarang

Setahun sebelum ditemukannya kuburan massal di Jembrana, Bali, heboh penemuan kuburan simpatisan PKI juga terjadi di Kampung Plumbon, Kelurahan Wonosari, Kecamatan Mangkang, Kota Semarang, Jawa Tengah. Tepatnya November 2014. Salah satu korban peristiwa tragedi 65 di Kota Semarang yang sampai saat ini masih berada di kuburan massal diduga Soesetyo, bupati Kendal yang menjabat pada masa itu.

Fakta itu diungkapkan oleh pegiat budaya dan penyair yang berasal dari Kabupaten Kendal, Jawa Tengah, Kelana Siwi. Fakta tersebut diperolehanya saat beberapa waktu lalu dirinya bertemu dengan salah seorang saksi mata kejadian pembantaian masal tragedi 65' di Kota Semarang, Mukrom (74), warga Desa Pidodo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Mukrom merupakan salah satu korban Peristiwa Tragedi 65 yang ditawan di Pulau Nusakambangan, Kabupaten Cilacap, Jawa Tengah yang dulunya adalah Ketua Commitee Resort Partai Komunis Indonesia (PKI) Desa Pidodo, Kecamatan Patebon, Kabupaten Kendal.

Berdasarkan keterangan Mukrom ini, identitas korban lainnya selain Soesatyo yang baru diketahui adalah Mutiah (warga Patebon guru TK Melati Kendal, anggota Gerwani), Sakroni (ketua Commitee Subseksi PKI Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal). Ada pula nama Darsono (warga Margorejo Kecamatan Cepiring, Kabupaten Kendal, dulunya merupakan anggota Pemuda Rakyat), dan Dulkamid (warga Kelurahan Pidodo Kecamatan Patebon Kabupaten Kendal, dulu merupakan Ketua Commitee Subseksi PKI Kecamatan Cepiring Kabupaten Kendal).

Jumlah korban, menurut Mukrom ada 21 orang. Keterangan jumlah ini berbeda dengan versi warga Wonosari yang menyebut ada 24 orang, versi warga lainnya ada yang menyebut ada 12 orang.

"Korban dibawa ke Wonosari sore hari dengan truk. Hanya menurut warga Wonosari kedatangan korban ke Wonosari ini adalah pada saat malam hari. Jadi sebelum sampai di Wonosari sempat dibawa ke mana belum diketahui," ujarnya.

Perkumpulan Masyarakat Semarang untuk Hak Asasi Manusia (PMS-HAM) telah melaporkan temuan situs kuburan massal korban Tragedi 1965/1966 ke Komisi Nasional Hak Asasi Manusia (Komnas HAM).

"Beberapa waktu lalu kami berkirim surat ke Komnas HAM untuk berkonsultasi apakah terhadap jenazah-jenazah yang menurut warga berjumlah 24 korban dalam dua lubang makam dapat dikuburkan kembali secara layak," ujar konvokator PMS-HAM, Yunantyo Adi kepada merdeka.com, Senin (17/11/2014).

Yunantyo bersama dua mahasiswa S2 Program Magister Ilmu Hukum Undip, Rian Adhivira dan Unu P Herlambang mengaku telah ke lokasi situs kuburan massal tersebut beberapa kali dan melakukan wawancara dengan warga. Termasuk sejumlah warga yang dulu menguruk dua lubang waktu selepas eksekusi pada tahun 1966.

"Penguburan secara layak itu ya didoakan dan disalati oleh pemuka-pemuka agama, ya Islam, Kristen, dan lainnya. Mereka dulu kan juga ada yang Islam, dan mungkin beragama lain, saat dieksekusi barangkali belum disalati," jelasnya.

Penguburan kembali itu, lanjut Iyas, selain dalam rangka kemanusiaan, merupakan simbol memaafkan saling luka-luka bangsa.

"Apa yang dipelopori Gus Dur, kemudian rekonsiliasi antara putra-putri Pak Harto, Jenderal A Yani, Jenderal Nasution, dan DN Aidit, terkait Tragedi 1965-1966 itu patut apresiasi dan dilanjutkan," ungkapnya.

Koordinator Komunitas Pegiat Sejarah (KPS) Semarang Rukardi Achmadi mengatakan, mereka yang dikuburkan di sana merupakan korban politik negeri di era peralihan kekuasaan. "Hanya karena euforia politik, dan Partai Komunis Indonesia menjadi tertuduhnya, mereka yang dituduh PKI tersebut dibunuh, dihilangkan, ditawan, diperkosa, diperbudak, dan sebagainya," tuturnya.

Kuburan massal di Jembrana, Bali

Pada Oktober 2015 dilakukan pembongkaran kuburan massal diduga eks anggota PKI di Jalan Banjar Masean, Desa Batuagung, Kecamatan Jembrana, Kabupaten Jembrana, Bali. Pembongkaran dimulai sejak pagi sekira pukul 09.00 WIB, dengan pengawalan anggota Polres Jembrana dan aparat TNI serta Pecalang setempat.

Pembongkaran diawali dengan prosesi upacara khusus secara Hindu. Prosesi tersebut diikuti oleh ratusan krama (warga) adat setempat serta beberapa keluarga jenazah dan disaksikan Ketua DPRD Jembrana, I Ketut Sugiasa serta sejumlah saksi.

Hasilnya ada sembilan kuburan yang diduga eks anggota PKI yang bakal dibongkar dan telah diberi tanda oleh panitia. Dari sembilan kuburan yang akan dibongkar, tujuh orang merupakan warga lokal, satu orang warga asal Pandak, Tabanan dan satu orang lagi asal Kelurahan Lelateng, Kecanatan Negara, Jembrana. Kuburan tersebut terletak di pinggir Jalan Mesean dekat SDN 3 Batuagung.

Dari sembilan kuburan yang akan dibongkar, ada tiga kuburan yang berhasil ditemukan dan hanya tinggal tulang belulang, yaitu tulang lengan dan pecahan tulang tengkorak. Tulang belulang yang ditemukan di kedalaman 1,5 meter dari permukaan tanah tersebut diambil pihak keluarga masing-masing untuk dikumpulkan di dalam dulang, beralaskan kain putih.

Ditemukannya lokasi kuburan yang diduga eks anggota PKI ini tidak lepas dari penuturan Kakiang (Kakek) Kerende (96), salah seorang warga Mesean yang merupakan saksi peristwa.

"Mereka itu dikubur di bulan awal-awal tahun 1966. Setelah kejadian G30S PKI di Jawa," terangnya dalam bahasa Bali.

Menurutnya, setelah kasus G30S PKI di Jawa pecah dan para anggota PKI berhasil ditumpas, para anggota PKI di Jembrana semuanya menyerah.

"Termasuk yang di Mesean ini. Para anggota PKI yang memang warga sini tidak ada yang berani melawan. Semuanya menyerah," tuturnya.

Setelah itu di Banjar Mesean menurut Kakiang Kerende, para anggota PKI semuanya ditangkap dan dikumpulkan. Tidak ada perlawanan, mereka hanya pasrah.

"Mereka lantas digiring ke tempat ini (tempat kuburan massal). Kemudian mereka dibariskan dan dibunuh secara bersamaan. Saya sendiri melihatnya sambil mengintip di balik semak-semak bersama beberapa pemuda kala itu," ujarnya.

Yang dari Tabanan itu memang tinggal di sini beberapa hari sebelum dibantai. Dia kabur dari Tabanan ke sini karena takut ditangkap. Begitu pula yang dari Leteng," imbuhnya, seraya meyakinkan hanya jumlah tersebut yang dilihatnya. Untuk korban yang lainnya, dirinya tidak tahu. Lebih lanjut Kerende mengatakan korban eks PKI dieksekusi warga dengan menggunakan pedang. Tidak satu pun ada yang menggunakan senapan atau bedil.

"Mereka memang anggota PKI, tapi setahu saya mereka tidak melakukan pemberontakan. Saat itu memang ada perintah untuk menangkap dan menumpas anggota PKI, seperti daerah-daerah lainnya," kata kakek berjenggot putih ini.

Setelah ditelusuri, ternyata penggalian kuburan eks korban PKI di wilayah Batu Agung, Jembrana di Bali pernah dilakukan. Pada tahun 1984 saat dilakukan penyisiran, di tempat ini terdapat 11 jasad yang berhasil diangkat dan dipindahkan ke kuburan oleh pihak keluarga.

Sayangnya saat itu tidak dilanjutkan penggalian atau pencarian. Hingga berjalan puluhan tahun, pihak tokoh masyarakat mendatangi orang pintar terkait seringnya ada kejdian aneh di desanya. Dari hasil datang ke orang pintar, terlihat masih ada banyak lagi korban eks PKI yang dikubur secara massal di jalan.

Sunday 24 April 2016

Rawon atau Nasi Rawon

Rawon atau Nasi Rawon
Ngomongin Rawon pasti banyak ragam dan asalnya, soalnya makanan yang namanya rawon bukan hanya ada di jawa Timur saja, di Jawa Tengah Rawon atau nasi rawon juga ada dan cukup terkenal. Tapi jangan dikira sama nama boleh sama tapi beda isinya, antara rawon Jawa Timur dan Rawon Jawa Tengah.

Di Jawa Timur sendiri Rawon macam-macam jenisnya, ada rawon nguling Pasuruan, Rawon Surabaya, Rawon Malang, Rawon Mojokerto.

Biarpun rawon macamnya banyak di Tawa Timur, tapi bumbu dasar dan isinya tetep sama Kluwek dan daging sapi.

Daging untuk rawon umumnya adalah daging sapi yang dipotong kecil-kecil. Bumbu supnya sangat khas Indonesia, yaitu campuran bawang merah, bawang putih, lengkuas (laos), ketumbar, serai, kunir, lombok, kluwek, garam, serta minyak nabati. Semua bahan ini dihaluskan, lalu ditumis sampai harum. Campuran bumbu ini kemudian dimasukkan dalam kaldu rebusan daging bersama-sama dengan daging. Warna gelap khas rawon berasal dari kluwek. Di luar negeri, rawon disebut sebagai black soup.

Citarasa rawon yang manis gurih dengan warna kuah hitam dan aromanya yang khas, karena efek dari kluwek bumbu utama rawon. Untuk mendapat citarasa yang kuat harus bisa memilih kluwek yang tepat.

Kluwek merupakan sejenis tanaman yang bijinya berbentuk bulat/ovale /agak pipih dan kulitnya keras seperti batu. Untuk memanfaatkan Kluwek, kita harus memecahkan kulitnya dan mengambil isinya yang lunak berwarna cokelat kehitaman.

Rawon disajikan bersama nasi, dilengkapi dengan tauge kecil, daun bawang, kerupuk udang, daging sapi goreng (empal) dan sambal.

Saturday 23 April 2016

Asal usul dan Sejarah Kota Semarang Ibu Kota Jawa Tengah

Kota Semarang Ibu Kotanya Jawa Tengah, dengan Luas Kota 373.67 km2, berbatasan dengan Laut Jawa di utara, Kabupaten Demak di timur, Kabupaten Semarang di selatan, dan Kabupaten Kendal di barat.

Kota Semarang dengan Daerah dataran rendah yang sangat sempit, yakni sekitar 4 kilometer dari garis pantai. Dataran rendah ini dikenal dengan sebutan kota bawah. Kawasan kota bawah seringkali dilanda banjir, dan di sejumlah kawasan, banjir ini disebabkan luapan air laut (rob).

Sejarah Semarang berawal kurang lebih pada abad ke-6 M, yaitu daerah pesisir yang bernama Pragota (sekarang menjadi Bergota) dan merupakan bagian dari kerajaan Mataram Kuno. Daerah tersebut pada masa itu merupakan pelabuhan dan di depannya terdapat gugusan pulau-pulau kecil.

Akibat pengendapan, yang hingga sekarang masih terus berlangsung, gugusan tersebut sekarang menyatu membentuk daratan. Bagian kota Semarang Bawah yang dikenal sekarang ini dengan demikian dahulu merupakan laut. Pelabuhan tersebut diperkirakan berada di daerah Pasar Bulu sekarang dan memanjang masuk ke Pelabuhan Simongan, tempat armada Laksamana Cheng Ho bersandar pada tahun 1435 M. Di tempat pendaratannya, Laksamana Cheng Ho mendirikan kelenteng dan mesjid yang sampai sekarang masih dikunjungi dan disebut Kelenteng Sam Po Kong (Gedung Batu).

Pada akhir abad ke-15 M ada seseorang ditempatkan oleh Kerajaan Demak, dikenal sebagai Pangeran Made Pandan (Sunan Pandanaran I), untuk menyebarkan agama Islam dari perbukitan Pragota. Dari waktu ke waktu daerah itu semakin subur, dari sela-sela kesuburan itu muncullah pohon asam yang arang (bahasa Jawa: Asem Arang), sehingga memberikan gelar atau nama daerah itu menjadi Semarang.

Sebagai pendiri desa, kemudian menjadi kepala daerah setempat, dengan gelar Kyai Ageng Pandan Arang I. Sepeninggalnya, pimpinan daerah dipegang oleh putranya yang bergelar Pandan Arang II (kelak disebut sebagai Sunan Bayat atau Sunan Pandanaran II atau Sunan Pandanaran Bayat atau Ki Ageng Pandanaran atau Sunan Pandanaran saja). Di bawah pimpinan Pandan Arang II, daerah Semarang semakin menunjukkan pertumbuhannya yang meningkat, sehingga menarik perhatian Sultan Hadiwijaya dari Pajang. Karena persyaratan peningkatan daerah dapat dipenuhi, maka diputuskan untuk menjadikan Semarang setingkat dengan Kabupaten. Pada tanggal 2 Mei 1547 bertepatan dengan peringatan maulid Nabi Muhammad SAW, tanggal 12 rabiul awal tahun 954 H disahkan oleh Sultan Hadiwijaya setelah berkonsultasi dengan Sunan Kalijaga. Tanggal 2 Mei kemudian ditetapkan sebagai hari jadi kota Semarang.

Friday 22 April 2016

Sate Klopo Makanan Khas dari Kota Pahlawan Surabaya

 Sate Klopo Makanan Khas dari Kota Pahlawan Surabaya
Yang namanya sate memang dimanapun hampir mirip ditusuk dan dibakar. Tapi kalo Sate Klopo ini agak beda dikit, Diliat dari namanya kamu mungkin menebak kalau kata ‘klopo’ sama dengan kelapa yang udah disangrai dan dikasih bumbu dicampur sama daging, trus dibentuk bulat-bulat dan dibakar. Membakarnya juga ngga sampe hangus banget kayak sate pada umumnya, travelers.

Ada beberapa pilihan sate klopo, daging sapi, ayam, udang, sumsum dan usus. Kalo udah selesai dibakar akan disajikan bersama bumbu yang ngga beda jauh sama bumbu sate ayam atau kambing yang biasa lewat di depan rumah kamu. Yaitu bumbu kacang dengan irisan bawang merah dan cabe. Tapi bumbu kacang Sate Klopo Ondomohen lebih halus dan rasanya juga lebih gurih. Klop deh sama Sate Klopo Ondomohen yang gede-gede dan kalo digigit teksturnya terasa lembut di lidah.
Bagi para pembaca yang belum pernah tau rasanya sate klopo silah kan datng ke SUrabaya, di kota pahlawan ini bertebaran penjual sate klopo.

Untuk Harga sate klopo rata-rata di kota pahlawan ini dipatok harga 15 ribu sampai 20 ribu perporsinya, untuk satu porsi sate klopo berisi 10 tusuk sate plus nasi putih.

Mahasiswa Asal Jember Tewas Tenggelam di Coban Tundo Malang

Mahasiswa Asal Jember Tewas Tenggelam di Coban Tundo Malang
Dua mahasiswa kedokteran Universitas Brawijaya tewas tenggelam di air terjun Coban Tundo Telu di kabupaten Malang (21/4/2016). Korban yakni Mohammd Taufiq Bahtiar (24) beralamat di Dusun Kebonan RT 1/RW 5 Kecamatan Gumukmas, Kabupaten Jember dan Muhamad Fafild Hasbullah (24) warga Desa Sumberdadi Kecamatan Sumbergempol, Kabupaten Tulungagung.

Dua jasad korban yang  tenggelam di dasar air terjun, berhasil di evakuasi tim gabungan,jasad korban langsung dibawa ke rumah sakit untuk dlakukan autopsi.


Dua korban tewas merupakan mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Brawijaya (Unibraw),keduanya diketahui singgah ke air terjun Coban Tundo Telu, Desa Sidoasri, Kecamatan Sumbermanjing Wetan, Kabupaten Malang, Rabu (20/4/2016) sore.

Keduanya datang mengendarai motor Yamaha Vision P 3365 MT. Namun, hingga dilakukan penutupan area wisata lantaran hujan deras, keduanya tidak kunjung mengambil kendaraannya.

Petugas parkir, David Firmanto (15) dan Riki Setiawan (18), dibuat kebingungan dan mencoba mencari keberadaan kedua korban. Kala itu, diketahui kedua korban nekat naik ke atas menuju air terjun.

"Saksi menemukan sebuah tas rangsel warna abu-abu dan tas kecil warna hitam. Di atasnya ditemukan juga Hp dan sepasang sepatu serta pakaian. Di dalam tas itu ditemukan juga SIM dan KTP. Melihat itu, saksi kemudian melapor kepada warga dan kepala desa," ungkap AKP Timbul Wahono, Kapolsek Sumbermanjing Wetan.

AKP Timbul Wahono menambahkan, upaya pencarian kemudian dilakukan bersama tim gabungan. Saat itu diduga kuat korban tenggelam di dasar air terjun, yang memiliki kedalaman sekitar 6 meter.

Thursday 21 April 2016

Asal usul Kota Bandung Ibu Kota Jawa Barat dan Sejarahnya

Asal usul Kota Bandung Ibu Kota Jawa Barat dan Sejarahnya 
Bandung Ibu Kota Jawa Barat atau sering disebut Paris Van Java, Kota Bandung dikelilingi oleh pegunungan, sehingga bentuk morfologi wilayahnya bagaikan sebuah mangkok raksasa,secara geografis kota ini terletak di tengah-tengah provinsi Jawa Barat, serta berada pada ketinggian ±768 m di atas permukaan laut, dengan titik tertinggi di berada di sebelah utara dengan ketinggian 1.050 meter di atas permukaan laut dan sebelah selatan merupakan kawasan rendah dengan ketinggian 675 meter di atas permukaan laut.

Kota Bandung dialiri dua sungai utama, yaitu Sungai Citarum dan Sungai Cikapundung beserta anak-anak sungainya yang pada umumnya mengalir ke arah selatan dan bertemu di Sungai Citarum. Dengan kondisi yang demikian, Bandung selatan sangat rentan terhadap masalah banjir terutama pada musim hujan.

Iklim kota Bandung dipengaruhi oleh iklim pegunungan yang lembab dan sejuk, dengan suhu rata-rata 23.5 °C, curah hujan rata-rata 200.4 mm dan jumlah hari hujan rata-rata 21.3 hari per bulan.

Kota Bandung berasal dari Kata bendung atau bendungan karena terbendungnya sungai Citarum oleh lava Gunung Tangkuban Perahu yang lalu membentuk telaga. Legenda yang diceritakan oleh orang-orang tua di Bandung mengatakan, bahwa nama Bandung diambil dari sebuah kendaraan air yang terdiri dari dua perahu yang diikat berdampingan yang disebut perahu bandung.

Perahu Bandung digunakan oleh Bupati Bandung, R.A. Wiranatakusumah II, untuk melayari Ci Tarum dalam mencari tempat kedudukan kabupaten yang baru untuk menggantikan ibukota yang lama di Dayeuhkolot.

Ada Tafsiran lain asal usul kata Bandung yang juga berasal dari kalimat Nga-Bandung-an Banda Indung, yang merupakan kalimat sakral dan luhur karena mengandung nilai ajaran Sunda. Nga-Bandung-an artinya menyaksikan atau bersaksi.

Banda adalah segala sesuatu yang berada di alam hidup yaitu di bumi dan atmosfer, baik makhluk hidup maupun benda mati. Sinonim dari banda adalah harta. Indung berarti Ibu atau Bumi, disebut juga sebagai Ibu Pertiwi tempat Banda berada.

Dari Bumi-lah semua dilahirkan ke alam hidup sebagai Banda. Segala sesuatu yang berada di alam hidup adalah Banda Indung, yaitu Bumi, air, tanah, api, tumbuhan, hewan, manusia dan segala isi perut bumi.

Langit yang berada di luar atmosfir adalah tempat yang menyaksikan, Nu Nga-Bandung-an. Yang disebut sebagai Wasa atau SangHyang Wisesa, yang berkuasa di langit tanpa batas dan seluruh alam semesta termasuk Bumi. Jadi kata Bandung mempunyai nilai filosofis sebagai alam tempat segala makhluk hidup maupun benda mati yang lahir dan tinggal di Ibu Pertiwi yang keberadaanya disaksikan oleh yang Maha Kuasa.

Kota Bandung secara geografis memang terlihat dikelilingi oleh pegunungan, dan ini menunjukkan bahwa pada masa lalu kota Bandung memang merupakan sebuah telaga atau danau.

Kisah Legenda Sangkuriang merupakan legenda yang menceritakan bagaimana terbentuknya danau Bandung, dan bagaimana terbentuknya Gunung Tangkuban Perahu, lalu bagaimana pula keringnya danau Bandung sehingga meninggalkan cekungan seperti sekarang ini. Air dari danau Bandung menurut legenda tersebut kering karena mengalir melalui sebuah gua yang bernama Sangkyang Tikoro.

Daerah terakhir sisa-sisa danau Bandung yang menjadi kering adalah Situ Aksan, yang pada tahun 1970-an masih merupakan danau tempat berpariwisata, tetapi saat ini sudah menjadi daerah perumahan untuk permukiman.

Kota Bandung mulai dijadikan sebagai kawasan permukiman sejak pemerintahan kolonial Hindia-Belanda, melalui Gubernur Jenderalnya waktu itu Herman Willem Daendels, mengeluarkan surat keputusan tanggal 25 September 1810 tentang pembangunan sarana dan prasarana, untuk kawasan ini. Dikemudian hari peristiwa ini diabadikan sebagai hari jadi kota Bandung.

Kota Bandung secara resmi mendapat status gemeente (kota), dari Gubernur Jenderal J.B. van Heutsz pada tanggal 1 April 1906 dengan luas wilayah waktu itu sekitar 900 ha, dan bertambah menjadi 8.000 ha pada tahun 1949, sampai terakhir bertambah menjadi luas wilayah saat ini.

Pada masa perang kemerdekaan, pada 24 Maret 1946, sebagian kota ini dibakar oleh para pejuang kemerdekaan sebagai bagian dalam strategi perang waktu itu.

Peristiwa ini dikenal dengan sebutan Bandung Lautan Api dan diabadikan dalam lagu Halo-Halo Bandung. Selain itu kota ini kemudian ditinggalkan oleh sebagian penduduknya yang mengungsi ke daerah lain.

Monday 18 April 2016

Asal usul dan Sejarah Kota Surabaya Ibu Kota Jawa Timur

Asal usul dan Sejarah Kota Surabaya Ibu Kota Jawa Timur
Surabaya pasti kita tau Ibu kota Jawa Timur, dan kota kedua terbesar di Indonesia setelah Ibu kota Jakarta,  kata Surabaya dalam bahasa Jawa Kuna adalah Sura dan bhaya sering diartikan secara filosofi sebagai lambang perjuangan antara darat dan air. Dari kata Surabaya juga muncul mitos pertempuran antara ikan sura/suro (ikan hiu) dan baya/boyo (buaya), yang menimbulkan dugaan bahwa terbentuknya nama "Surabaya" muncul setelah terjadinya pertempuran tersebut.

kota Surabaya memiliki luas sekitar 333,063 km². Surabaya dilayani oleh sebuah bandar udara, yakni Bandar Udara Internasional Juanda, serta dua pelabuhan, yakni Pelabuhan Tanjung Perak dan Pelabuhan Ujung. Surabaya terkenal dengan sebutan Kota Pahlawan karena sejarahnya yang sangat heroik saat melawan penjajah dalam perjuangan Arek-Arek Suroboyo.

Bukti sejarah menunjukkan bahwa Surabaya sudah ada jauh sebelum zaman kolonial, seperti yang tercantum dalam prasasti Trowulan I, berangka 1358 M. Dalam prasasti tersebut terungkap bahwa Surabaya (Churabhaya) masih berupa desa di tepi sungai Brantas dan juga sebagai salah satu tempat penyeberangan penting sepanjang daerah aliran sungai Brantas.

Surabaya juga tercantum dalam pujasastra Kakawin Nagarakretagama yang ditulis oleh Empu Prapañca yang bercerita tentang perjalanan pesiar Raja Hayam Wuruk pada tahun 1365 M dalam pupuh XVII (bait ke-5, baris terakhir).

Walaupun bukti tertulis tertua mencantumkan nama Surabaya berangka tahun 1358 M (Prasasti Trowulan) dan 1365 M (Nagarakretagama), para ahli menduga bahwa wilayah Surabaya sudah ada sebelum tahun-tahun tersebut.

Von Faber budayawan Surabaya berkebangsaan Jerman berpendapat, wilayah Surabaya didirikan tahun 1275 M oleh Raja Kertanegara sebagai tempat permukiman baru bagi para prajuritnya yang berhasil menumpas pemberontakan Kemuruhan di tahun 1270 M. Pendapat yang lainnya mengatakan bahwa Surabaya dahulu merupakan sebuah daerah yang bernama Ujung Galuh.

Sedangkan menurut versi lain, bahwa Surabaya berasal dari cerita tentang perkelahian hidup dan mati antara Adipati Jayengrono dan Sawunggaling. Setelah mengalahkan pasukan Kekaisaran Mongol utusan Kubilai Khan atau yang dikenal dengan pasukan Tartarnya.

Raden Wijaya mendirikan sebuah keraton di daerah Ujung Galuh dan menempatkan Adipati Jayengrono untuk memimpin daerah itu. Lama-lama karena menguasai ilmu buaya, Jayengrono semakin kuat dan mandiri sehingga mengancam kedaulatan Kerajaan Majapahit. Untuk menaklukkan Jayengrono, maka diutuslah Sawunggaling yang menguasai ilmu sura.

Perang tanding adu kesaktian dilakukan di pinggir Kali Mas, di wilayah Peneleh. Perkelahian itu berlangsung selama tujuh hari tujuh malam dan berakhir dengan tragis, karena keduanya meninggal setelah kehilangan tenaga.

Nama Surabhaya dikukuhkan sebagai nama resmi pada abad ke-14 oleh penguasa Ujung Galuh, Arya Lembu Sora.

Kota Surabaya dahulu merupakan gerbang utama untuk memasuki ibu kota Kerajaan Majapahit dari arah lautan, yakni di muara Kali Mas. Bahkan hari jadi kota Surabaya ditetapkan yaitu pada tanggal 31 Mei 1293. Hari itu sebenarnya merupakan hari kemenangan pasukan Majapahit yang dipimpin Raden Wijaya terhadap serangan pasukan Mongol.

Pasukan Mongol yang datang dari laut digambarkan sebagai SURA (ikan hiu/berani) dan pasukan Raden Wijaya yang datang dari darat digambarkan sebagai BAYA (buaya/bahaya), jadi secara harfiah diartikan berani menghadapi bahaya yang datang mengancam. Maka hari kemenangan itu diperingati sebagai hari jadi Surabaya.

Tiga Begal Motor di Pasuruan Tewas Mengenaskan Dihajar Massa

Tiga Begal Motor di Pasuruan Tewas Mengenaskan Dihajar Massa 
Begal motor sadis membunuh korbanya dengan sabetan clurit terjadi di desa Manikrejo, Kecamatan Rejoso Kabupaten Pasuruan, Jawa timur. Aksi sadis enam begal motor ini diketahui warga, tahu dikepung warga enam begal melarikan diri. Tiga dari enam pelaku tertangkap warga, tewas mengenaskan.

Warga yang menangkap basah menghajar para begal dengan membabi buta, warga sangat marah karena seorang korban tewas ditangan kawanan para begal sadis ini.

Satu persatu pelaku begal menjadi bulan-bulanan massa. Tidak hanya pukulan tangan kosong, berbagai benda keras dan senjata tajam secara bergiliran diarahkan pada tubuh pelaku.

Sebagian warga bahkan menyeret pelaku yang sudah tidak berdaya dengan menggunakan sepeda motor di jalan raya.

Aparat kepolisian yang ada di lokasi kejadian pun, tak mampu meredam amarah massa. Beberapa kali tembakan peringatan yang dikeluarkan petugas untuk menghalau massa, tak dihiraukan sama sekali.

Seorang pelaku yang telah diamankan di mobil patroli polisi, diambil paksa dihajar di depan petugas.

Akibat aksi brutal warga, dua orang pelaku tewas mengenaskan di lokasi. Seorang pelaku yang sempat dievakuasi di RSUD dr Soedarsono Kota Pasuruan akhir juga ditewas.

Tindakan beringas yang menjadi tontonan warga ini tak ubahnya bentuk pelampiasan terhadap maraknya tindak kejahatan dijalanan.

Kawanan begal yang beraksi baik di kota maupun di pedesaan, kerap kali melukai korbannya sebelum membawa kabur sepeda motornya.

Peristiwa nahas ini terjadi Minggu 17 April 2016 malam. Dimana saat itu, dua orang pengendara sepeda motor Yamaha Vixion Nopol N 3905 TAI  Muklison (47), warga Desa Gunting, Kecamatan Rejoso berboncengan dengan temannya Tohir (45), warga Desa Manikrejo Rejoso, dihadang kawanan begal.

Muklison berhasil meloloskan diri, sedangkan Tohir yang melakukan perlawanan tewas disabet clurit pelaku.

Sejumlah warga yang mengetahui terjadi tindak kejahatan, spontanitas memberikan bantuan. Warga yang berada di dalam rumah, berhamburan mengejar pelaku yang lari tunggang langgang. Dari enam orang pelaku, warga berhasil menangkap basah tiga orang komplotannya.

"Waktu kejadian perampokan ini, warga sedang berkumpul di pinggir jalan dan mendengar teriakan orang minta tolong. Warga spontan berusaha memberikan pertolongan dan mengejar pelaku. Warga melampiaskan amarahnya, karena jengkel dengan tindakan pelaku kejahatan yang sadis," ungkap Khumaidi, Kades Rejoso.

AKP Riyanto, Kasat Reskrim Polres Pasuruan Kota,menyatakan, saat ini pihaknya telah mengetahui identitas para pelaku begal, dan tengah melakukan pengejaran terhadap komplotan pelaku yang kabur.

Sunday 17 April 2016

Asal usul Kota Jakarta Ibu Kota Indonesia

Asal usul Kota Jakarta Ibu Kota Indonesia 
Jakarta atau dikenal Daerah Khusus Ibukota Jakarta (DKI Jakarta) sebuah ibu kota negara Republik Indonesia. Jakarta merupakan satu-satunya kota di Indonesia yang memiliki status setingkat provinsi.

Kota Jakarta terletak di Tatar Pasundan, bagian barat laut Pulau Jawa. Dahulu pernah dikenal dengan nama Sunda Kelapa (sebelum 1527), Jayakarta (1527-1619), Batavia/Batauia, atau Jaccatra (1619-1942), Jakarta Tokubetsu Shi (1942-1945) dan Djakarta (1945-1972).

Di dunia internasional Jakarta juga mempunyai julukan seperti J-Town, atau lebih populer lagi The Big Durian karena dianggap kota yang sebanding New York City (Big Apple) di Indonesia.

Kota Jakarta memiliki luas sekitar 661,52 km² (lautan: 6.977,5 km²), dengan penduduk berjumlah 10.187.595 jiwa (2011). Wilayah metropolitan Jakarta (Jabotabek) yang berpenduduk sekitar 28 juta jiwa, merupakan metropolitan terbesar di Asia Tenggara atau urutan kedua di dunia.

Jakarta sebagai Ibu Kota Negara, sebagai pusat bisnis, politik, dan kebudayaa. Kota Jakarta merupakan pusat kantor-kantor pusat BUMN, perusahaan swasta, dan perusahaan asing. Kota ini juga menjadi tempat kedudukan lembaga-lembaga pemerintahan dan kantor sekretariat ASEAN. Jakarta dilayani oleh dua bandar udara, yakni Bandara Soekarno–Hatta dan Bandara Halim Perdanakusuma, serta satu pelabuhan laut di Tanjung Priok.


Mulai dinamakan Jakarta sejak masa pendudukan Jepang tahun 1942, untuk menyebut wilayah bekas Gemeente Batavia yang diresmikan pemerintah Hindia Belanda pada tahun 1905. Nama ini dianggap sebagai kependekan dari kata Jayakarta, nama yang diberikan oleh Fatahillah (Faletehan) setelah menyerang dan menduduki pelabuhan Sunda Kelapa pada tanggal 22 Juni 1527.

Fatahillah memberi nama Jayakarta nama ini diterjemahkan sebagai "kota kemenangan" atau "kota kejayaan", namun sejatinya artinya ialah "kemenangan yang diraih oleh sebuah usaha" yang dilakukan Fatahillah merebut kota Jakarta.


Sebelum tahun 1959, Jakarta merupakan bagian dari Provinsi Jawa Barat. Pada tahun 1959, status Kota Djakarta mengalami perubahan dari sebuah kotapraja di bawah wali kota ditingkatkan menjadi daerah tingkat satu (Dati I) yang dipimpin oleh gubernur. Yang menjadi gubernur pertama ialah Soemarno Sosroatmodjo, seorang dokter tentara. Pengangkatan Gubernur DKI waktu itu dilakukan langsung oleh Presiden Sukarno. Pada tahun 1961, status Djakarta diubah dari Daerah Tingkat Satu menjadi Daerah Khusus Ibukota (DKI) dan gubernurnya tetap dijabat oleh Sumarno.[20]

Semenjak dinyatakan sebagai ibu kota, penduduk Jakarta melonjak sangat pesat akibat kebutuhan tenaga kerja kepemerintahan yang hampir semua terpusat di Jakarta. Dalam waktu 5 tahun penduduknya berlipat lebih dari dua kali. Berbagai kantung permukiman kelas menengah baru kemudian berkembang, seperti Kebayoran Baru, Cempaka Putih, Pulo Mas, Tebet, dan Pejompongan. Pusat-pusat permukiman juga banyak dibangun secara mandiri oleh berbagai kementerian dan institusi milik negara seperti Perum Perumnas.

Pada masa pemerintahan Soekarno, Jakarta melakukan pembangunan proyek besar, antara lain Gelora Bung Karno, Masjid Istiqlal, dan Monumen Nasional. Pada masa ini pula Poros Medan Merdeka-Thamrin-Sudirman mulai dikembangkan sebagai pusat bisnis kota, menggantikan poros Medan Merdeka-Senen-Salemba-Jatinegara. Pusat permukiman besar pertama yang dibuat oleh pihak pengembang swasta adalah Pondok Indah (oleh PT Pembangunan Jaya) pada akhir dekade 1970-an di wilayah Jakarta Selatan.

Laju perkembangan penduduk ini pernah coba ditekan oleh gubernur Ali Sadikin pada awal 1970-an dengan menyatakan Jakarta sebagai "kota tertutup" bagi pendatang. Kebijakan ini tidak bisa berjalan dan dilupakan pada masa-masa kepemimpinan gubernur selanjutnya. Hingga saat ini, Jakarta masih harus bergelut dengan masalah-masalah yang terjadi akibat kepadatan penduduk, seperti banjir, kemacetan, serta kekurangan alat transportasi umum yang memadai.

Wednesday 13 April 2016

Spageti dan Milkshake dari Singkong Kreasi Mahasiswa Surabaya

Spageti dan Milkshake dari Singkong Kreasi Mahasiswa Surabaya
Inilah kreasi mahasiswa yang membuat makanan dan minuman dari bahan dasar singkong, olahan makanan singkong Mahasiswa Jurusan Manajemen Fakultas Bisnis Universitas Katolik Widya Mandala Surabaya,menjadikan singkog jadi makanan berkelas seperti spageti, coffee latte dan milkshake.

Bermula dari mata kuliah Brand and Product Management, tiga mahasiswa belajar membuat kemasan maupun logo dan merk produk makanan dan minuman siap saji Love Tela dengan slogan Cinta Singkong Indonesia.


Menurut mereka meskipun produksi singkong di Indonesia yang melimpah, masyarakat masih jarang yang bisa memanfaatkan singkong untuk spageti, coffee latte, serta milkshake.

"Rasa spageti, coffee latte dan milkshake memang kami sesuaikan dengan selera lidah orang Indonesia, sehingga dengan adanya makanan minuman yang sehat dan praktis ini kemungkinan juga bisa dinikmati di kalangan internasional," ujarnya.

Meski berulang kali gagal hingga mencoba bahan dasar lainnya, seperti jagung, namun karena hasil yang kurang pas dengan kriteria spageti, akhirnya mereka memantapkan untuk menggunakan singkong sebagai bahan dasarnya.


Kesulitan saat membuat spageti dari singkong itu adalah memastikan perbandingan antara tepung terigu dengan singkong harus tepat 2 berbanding 1.

"Seporsi menggunakan tepung 75 gram dan singkong sekitar 30 gram. Kita harus memilih tepung terigu dengan kadar protein tinggi, agar menghasilkan spageti yang kenyal, namun singkong yang digunakan harus dicuci bersih dulu, kemudian direbus," jelasnya.

Pembuatan spageti singkong relatif sama dengan spageti pada umumnya, yaitu dengan mencampurkan telur, tepung, dan adonan singkong. Spageti singkong direbus dan disajikan dengan varian saus yang disuka.

"Untuk meningkatkan kandungan nutrisi dan membuat tampilannya menarik, ditambahkan pewarna alami yang dibuat dari sari bayam (hijau), wortel (oranye) dan buah bit (merah)," kata mahasiswa semester VI ini menjelaskan.


Dia mengungkapkan, pembuatan milkshake dan coffee latte singkong juga cukup mudah. Singkong yang sudah dibersihkan dan direndam kemudian dipotong, direbus hingga lunak, lalu dicampur dengan susu cair, susu kental manis, gula cair dan es batu.

"Pada pembuatan coffee latte, susu yang digunakan harus susu plain atau tanpa rasa dan warna, lalu dicampur dengan kopi murni dan diberi hiasan whipped cream atau krim kocok," ujarnya.


Tuesday 12 April 2016

Nasib WNI Setelah Militer Filipina Gagal Menyerang Kelompok Abu Sayyaf

Nasib WNI Setelah Militer Filipina Gagal Menyerang Kelompok Abu Sayyaf
Hingga sampai kini sejak penyanderaan oleh kelompok Abu Sayyaf yang berada di Filipina melaporkan telah menangkap dan menyandera 10 pelaut Indonesia 26 Maret 2016. Menurut Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) Sutiyoso, kelompok Abu Sayyaf meminta uang tebusan 50 juta peso untuk 10 WNI.

Pemerintah Indonesia sampai saat ini bersikeras untuk tak menuruti kemauan kelompok Abu Sayyaf. Pemerintah beralasan, Indonesia tidak mau ditekan oleh kelompok kejahatan.

"Indonesia tidak mau ditekan siapa pun. Apalagi ini oleh perampok, milisi, atau siapa pun. Pemerintah tidak mau karena hal itu kemudian harus membayar 50 juta peso seperti yang diminta. Tidak," ungkap Pramono Anung, Sekretaris Kabinet.

Beberapa cara pun telah ditempuh pemerintah Indonesia untuk membebaskan warganya tersebut. Salah satunya dengan mengajukan operasi militer ke pemerintah Filipina. Militer Filipina memiliki prinsip tersendiri, sehingga sulit mengizinkan pasukan asing terlibat dalam pembebasan sandera itu.

"Berdasarkan konstitusi, negara kami tidak mengizinkan adanya pasukan asing tanpa perjanjian khusus," ujar juru bicara AFP, Brigadir Jenderal Restituto Padilla. Tapi akhirnya pilihan militer Filipina berbuah bencana. Sebanyak 18 tentara Filipina tewas saat mencoba menyerbu markas Abu Sayyaf di Pulau Jolo.

Menyikapi tragedi tersebut, Menteri Pertahanan, Ryamizard Ryacudu mengatakan, membebaskan sepuluh warga Indonesia disandera kelompok Abu Sayyaf di Pulau Basilan, Filipina, tidak bisa dengan gegabah. Alasannya karena menyangkut masalah keselamatan korban.

"Kita prosesnya negosiasi. Nego jadinya. Ada juga diplomasi. Kalau operasi militer, sandera kita dibunuh gimana? Nanti marah, disangkanya kok enggak bisa dilindungi," kata Ryamizard .

Mengenal Asal-usul Pulau Bali Lebih Dalam

Mengenal Asal-usul Pulau Bali Lebih Dalam
Siapa yang tak mengenal Pulau Bali, pulau yang indah dengan adat budaya seni yang memukau dunia, konon ketenaran pulau Bali melebihi ketenarang negaranya Indonesia. Luas wilayah Provinsi Bali adalah 5.636,66 km2 atau 0,29% luas wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Secara administratif Provinsi Bali terbagi atas 8 kabupaten, 1 kotamadya, 55 kecamatan, dan 701 desa/kelurahan.

Penghuni pertama pulau Bali diperkirakan datang pada 3000-2500 SM yang bermigrasi dari Asia. Peninggalan peralatan batu dari masa tersebut ditemukan di desa Cekik yang terletak di bagian barat pulau. Zaman prasejarah kemudian berakhir dengan datangnya ajaran Hindu dan tulisan Bahasa Sanskerta dari India pada 100 SM.

Kebudayaan Bali mendapat pengaruh kuat kebudayaan India yang prosesnya semakin cepat setelah abad ke-1 Masehi. Nama Balidwipa (pulau Bali) mulai ditemukan di berbagai prasasti, di antaranya Prasasti Blanjong yang dikeluarkan oleh Sri Kesari Warmadewa pada 913 M dan menyebutkan kata Walidwipa.

Diperkirakan sekitar masa inilah sistem irigasi subak untuk penanaman padi mulai dikembangkan. Beberapa tradisi keagamaan dan budaya juga mulai berkembang pada masa itu. Kerajaan Majapahit (1293–1500 AD) yang beragama Hindu dan berpusat di pulau Jawa, pernah mendirikan kerajaan bawahan di Bali sekitar tahun 1343 M.

Saat itu hampir seluruh nusantara beragama Hindu, namun seiring datangnya Islam berdirilah kerajaan-kerajaan Islam di nusantara yang antara lain menyebabkan keruntuhan Majapahit. Banyak bangsawan, pendeta, artis dan masyarakat Hindu lainnya yang ketika itu menyingkir dari Pulau Jawa ke Bali.
Di awal kemerdekaan Indonesia, pulau ini termasuk dalam Provinsi Sunda Kecil. Yang beribukota di Singaraja, yang kini terbagi menjadi 3 provinsi yaitu Bali (Pulau Bali), Nusa Tenggara Barat (NTB), dan Nusa Tenggara Timur (NTT).

Provinsi Bali tak hanya memiliki Pulau Bali, tapi ada juga pulau-pulau yang lebih kecil di sekitarnya yang masuk dalam provinsi Bali, yaitu Pulau Nusa Penida, Pulau Nusa Lembongan, Pulau Serangan dan Pulau Nusa Ceningan.

Secara geografis, Bali terletak di antara Pulau Jawa dan Pulau Lombok. Mayoritas penduduk Bali adalah pemeluk agama Hindu. Di dunia, Bali terkenal sebagai tujuan pariwisata dengan keunikan berbagai hasil seni-budayanya, khususnya bagi para wisatawan Jepang dan Australia. Bali juga dikenal dengan julukan Pulau Dewata dan Pulau Seribu Pura.

Pulau Bali adalah bagian dari Kepulauan Sunda Kecil sepanjang 153 km dan selebar 112 km sekitar 3,2 km dari Pulau Jawa. Secara astronomis, Bali terletak di 8°25′23″ Lintang Selatan dan 115°14′55″ Bujur Timur yang membuatnya beriklim tropis seperti bagian Indonesia yang lain.

Gunung Agung adalah titik tertinggi di Bali setinggi 3.148 m. Gunung berapi ini terakhir meletus pada Maret 1963. Gunung Batur juga salah satu gunung yang ada di Bali. Sekitar 30.000 tahun yang lalu, Gunung Batur meletus dan menghasilkan bencana yang dahsyat di bumi. Berbeda dengan di bagian utara, bagian selatan Bali adalah dataran rendah yang dialiri sungai-sungai.

Berdasarkan relief dan topografi, di tengah-tengah Pulau Bali terbentang pegunungan yang memanjang, dari barat ke timur dan di antara pegunungan tersebut, terdapat gugusan gunung berapi, yaitu Gunung Batur dan Gunung Agung. Serta gunung yang tidak berapi, yaitu Gunung Merbuk, Gunung Patas dan Gunung Seraya.

Adanya pegunungan tersebut menyebabkan Daerah Bali secara Geografis terbagi menjadi 2 (dua) bagian yang tidak sama yaitu Bali Utara dengan dataran rendah yang sempit dan kurang landai dan Bali Selatan dengan dataran rendah yang luas dan landai.

Kemiringan lahan Pulau Bali terdiri dari lahan datar (0-2%) seluas 122.652 ha, lahan bergelombang (2-15%) seluas 118.339 ha, lahan curam (15-40%) seluas 190.486 ha dan lahan sangat curam (>40%) seluas 132.189 ha. Provinsi Bali memiliki 4 (empat) buah danau yang berlokasi di daerah pegunungan, yaitu Danau Beratan atau Bedugul, Buyan, Tamblingan, dan Batur. Alam Bali yang indah menjadikan pulau Bali terkenal sebagai daerah wisata.

Tempat-tempat penting lainya yang ada di Pulau Bali selain Denpasar adalah Ubud sebagai pusat kesenian dan peristirahatan, terletak di Kabupaten Gianyar. Nusa Lembongan adalah sebagai salah satu tempat menyelam (diving), terletak di Kabupaten Klungkung. Sedangkan Kuta, Seminyak, Jimbaran dan Nusa Dua adalah beberapa tempat yang menjadi tujuan utama pariwisata, baik wisata pantai maupun tempat peristirahatan, spa, dan lain-lain, terletak di Kabupaten Badung.

Monday 11 April 2016

Bakso Tidak Bulat Khas Pemalang

Bakso Tidak Bulat Khas Pemalang

Bagi masyarakat Indonesia pasti tahu Bakso dan umumnya berbentuk bulat. Namun, di Pemalang, Jawa Tengah, bakso daging dipotong kecil-kecil dan disajikan menyerupai soto.

Sebelum disajikan, daging sapi terlebih dahulu direbus bersama dengan bumbu-bumbu yang sudah dihaluskan, seperti kemiri, merica, bawang putih dan jahe.

Kemudian, bakso disajikan di dalam mangkuk yang sudah terisi irisan daging, daun bawang, tomat, dan bihun (mie putih), bakso daging khas Pemalang disajikan bersama lontong dan kerupuk.

Salah satu warung yang menyajikan menu bakso daging di Kota Pemalang ini adalah warung milik Rusyati, yang berada di Pertigaan Jebed, Taman, Pemalang, Jawa tengah.

Meski terbilang kecil, warung Rusyati tak pernah sepi pembeli. Untuk menikmati semangkuk bakso, Kusyati mematok harga yang relatif murah, hanya Rp12 ribu. Jika pembeli makan dengan lontong, kerupuk dan minuman, harga menjadi Rp 20 Ribu.

Bakso daging milik Kusyati dalam sehari mampu menghabiskan 15 kg daging sapi. "Dinamaksn bakso daging karena jaman dulu belum ada bakso yang berukuran bulat. Ini resep turun temurun sejak 1964," kata Rusyati.

Budi, yang berasal dari Tegal, rela menempuh perjalanan yang lumayan jauh hanya demi mencicipi bakso daging di warung Rusyati. "Sengaja saya jauh-jauh datang dari Tegal, demi untuk menikmati bakso daging ini. Enak sekali dinikmati saat masih panas, dagingnya empuk dam memiliki rasa yang khas," ungkap Budi.